Senin, 18 Januari 2010

Layanan Pendidikan ABK dan siswa CIBI (Progam Inklusi dan Aksel ).





Pertemuan 16
Layanan Pendidikan ABK dan siswa CIBI (Progam Inklusi dan Aksel ).

Berbicara mengenai Gifted , Seseorang dapat dikatakan Gifted (Anak Cerdas dan Berbakat) apabila ia memiliki, kapasitas tingkat ketertarikan yang tinggi, antusiasme, ketertarikan, dan keterlibatan dalam masalah tertentu, percaya diri. Ego yang kuat dan keyakinan diri sendiri serta kemampuan seseorang untuk melaksanakan pekerjaan yang cukup penting, kebebasan dari perasaan rendah diri, serta dorongan yang kuat untuk mencapai sesuatu.

Gifted terdiri dari 3 Irisan : yang pertama yaitu Creativitas tinggi, seorang anak berbakat memiliki kemampuan kreativitas diatas rata-rata melebihi anak-anak biasanya. Ia memiliki daya tanggkap yang cepat, biasanya anak-anak gifted suka menganalisis sesuatu, menanyakan apa saja yang menurutnya menarik dan berani mengungkapkan pendapatnya.

Gifted juga memiliki General Performance area yang memilki Keunggulan dalam bidang fisika, science, hukum, agama, musik, bahasa seni, Astrologi, dll.

Adapun salah satu cirri Anak gifted yaitu memiliki skala komitmen tinggi, tanggung jawab dan ulet (tidak mudah menyerah), Mandiri dan bertanggung jawab, Menetapkan tujuan aspirasi yang realistis, anak gifted biasanya memiliki sikap suka belajar, mempunyai orientasi tugas yang tinggi, serta memiliki konsentrasi yang tinggi.

Pengembangan Kepemimpinan Siswa





Pertemuan 15
Pengembangan Kepemimpinan Siswa

Pengembangan Kepemimpinan siswa dapat dikatakan sebagi pemahaman konsep diri, memahami orang lain, bekeraj secara individual, memahami orang lain, bekerja secara individual yang mengandalkan kemampuan diri sendiri, serta kemampuan bekerja secara tim, kemampuan memanfaatkan sumber daya , mendahulukan orang lain(tidak egois), serta seorang pemimpin harus mengacu pada prioritas. Pemimpin yang baik tahu mana yang harus didahulukan atau tidak, bisa menentukan mana yang menjadi prioritas utama dan yang tidak.

Salah satu cirri dari pemimpin ia adalah seorang “Model” dalam arti pemimpin yang baik dapat menjadi teladan yang baik bagi anak buahnya, tidak boleh lebih jelek dari bawahannya. Karena pemimpin merupakan salah satu contoh yang dapat ditiru oleh bawahannya. Untuk itu seorang pemimimpin juga dituntut memiliki karakter yang bertanggung jawab dan peka terhadap bawahannya.

Pemimpin juga dapat dikatakan ‘Motivator” yang dapat memberikan semangat bagi dirinya sendiri dan anak buiahnya. Pemimpin yang baik dapat memberikan dorongan dan semangat kepada karyawannya, pada saat karyawannya merasa tidak mampu, tidak percaya diri, disini peran pemimpin sangat penting untuk memberikan motivasi agar anak buahnya memiliki semangat yang tinggi dan dapat meningkatkan kinerja organisasi.

Pemimpin juga dapat menjadi “Multiply” yang mampu memberikan efek positif. Kepada bawahannya., serta pemimpin jugaharus memiliki sikap “Sustanable” . seoeang pemimpin yang baik harus belajar dari kesalahan yang pernah ia perbuatnya sehingga ia dapat mengalami progress, terus mengalami peningkatan, terus meningkatkan kualitas dalam dirinya.

Dalam Pertemuan ini Pak Amril menjelaskan mengenai “Salamanca Statement “ yang artinya Pendidikaan harus bisa mengatasi segala perbedaan karakteristik maupun kebutuhan. Untuk itu sekolah tidak boleh melakukan diskriminasi.

Organisasi Kesiswaan



Pertemuan 14

Organisasi Kesiswaan

Dalam Sekolah tidak lepas dari yang namanya Organisasi kesiswaan, organisasi kesiswaan merupakan suatu wadah yang berguna untuk melatih kecerdasan social. Organisasi merupakan sekumpulan orang yang bekerjasama dalam mencapai tujuan, di dalam organisasi. Organisasi jugaterdiri dari bermacam-macam orang yang berbeda suku, bangsa dan kepribadian. Untuk itulah dalam organisasi sangat dibutuhkan komunikasi yang baik antara satu dengan yang lain. Sehingga dapat melatih kecerdasan social kita.

Organisasi juga dapat dikatakan sebagai wadah dalam melatih kemampuannya sebagai pengikut maupun kemampan pemimpin. Dapat kita ketahui bahwa dalam berorganisasi terdiri dari berbagai karakter. Ada yang memiliki jiwa yang otoriter, pendiam, siswa yang aktif ada juga yang pasif. Untuk itu dalam organisasi juga dapat dijadikan salah satu wadah untuk melatih kemapuan kepemimpinan yang dimiliki oleh siswa, bagaimana untuk mengorganisasi orang-orang yang ada dalam tim dalam mencapai tujuan. Tetapi ada juga peserta didik yang pasif, yang mungkin organisasi hanya dijadikan sebagai wadah untuk menjadi pengikut. Tetapi untuk itulah dibutuhkan sikap yang bijaksana agar setiap anggota organisasi dapat berkomunikasi yang baik dalam kelompok tetapi juga saling menunjang kemampuan setiap anggota kelompoknya. Karena keberhasilan organisasi tidak terletak pada satu orang tetapi pada kelompok.

Selain itu Organisasi juga dapat melatih kemampuan bekerjasam secara tim, pendelegasian dan acuan job desk yang dapat melatih kemampuan siswa memahami etika. Dalam Oganisasi kita juga harus perduli dengan orang lain.

Job desk juga hrus disusun dengan kegiatan apa yang dilakukan . Indikato apa yang akan dicapai ,erupakan salah satu instrument pakah hal tersebut berhasil atau tidak dikembangkan.

Untuk itu kenalilah potensi yang anda miliki, dengan memahami konsep diri terdapat 2 sisi. Sisi positif dan negative. Di dalam diri kita tredapat dua sisi yang berbeda yaitu sisi positif dan negative. Ketika sisi positif kita, kita kembangkan maka sisi psitif itu sedikit demi sedikit akan luntur.

Organisasi Kesiswaan

Pertemuan 14

Organisasi Kesiswaan

Dalam Sekolah tidak lepas dari yang namanya Organisasi kesiswaan, organisasi kesiswaan merupakan suatu wadah yang berguna untuk melatih kecerdasan social. Organisasi merupakan sekumpulan orang yang bekerjasama dalam mencapai tujuan, di dalam organisasi. Organisasi jugaterdiri dari bermacam-macam orang yang berbeda suku, bangsa dan kepribadian. Untuk itulah dalam organisasi sangat dibutuhkan komunikasi yang baik antara satu dengan yang lain. Sehingga dapat melatih kecerdasan social kita.

Organisasi juga dapat dikatakan sebagai wadah dalam melatih kemampuannya sebagai pengikut maupun kemampan pemimpin. Dapat kita ketahui bahwa dalam berorganisasi terdiri dari berbagai karakter. Ada yang memiliki jiwa yang otoriter, pendiam, siswa yang aktif ada juga yang pasif. Untuk itu dalam organisasi juga dapat dijadikan salah satu wadah untuk melatih kemapuan kepemimpinan yang dimiliki oleh siswa, bagaimana untuk mengorganisasi orang-orang yang ada dalam tim dalam mencapai tujuan. Tetapi ada juga peserta didik yang pasif, yang mungkin organisasi hanya dijadikan sebagai wadah untuk menjadi pengikut. Tetapi untuk itulah dibutuhkan sikap yang bijaksana agar setiap anggota organisasi dapat berkomunikasi yang baik dalam kelompok tetapi juga saling menunjang kemampuan setiap anggota kelompoknya. Karena keberhasilan organisasi tidak terletak pada satu orang tetapi pada kelompok.

Selain itu Organisasi juga dapat melatih kemampuan bekerjasam secara tim, pendelegasian dan acuan job desk yang dapat melatih kemampuan siswa memahami etika. Dalam Oganisasi kita juga harus perduli dengan orang lain.

Job desk juga hrus disusun dengan kegiatan apa yang dilakukan . Indikato apa yang akan dicapai ,erupakan salah satu instrument pakah hal tersebut berhasil atau tidak dikembangkan.

Untuk itu kenalilah potensi yang anda miliki, dengan memahami konsep diri terdapat 2 sisi. Sisi positif dan negative. Di dalam diri kita tredapat dua sisi yang berbeda yaitu sisi positif dan negative. Ketika sisi positif kita, kita kembangkan maka sisi psitif itu sedikit demi sedikit akan luntur.

Pengembangan Ekstrakurikuler





Pertemuan 13

Pengembangan Ekstrakurikuler

Setiap sekolah memiliki kegiatan ekstrakurikulum. Dapat kita lihat ekstrakurikuler yang ada di sekolah-sekolah seperti Paskibra, Pramuka, OSIS,Cheer Leaders, PMR, Music. Malah sering kali ekstrakuriler tersebut dapat menjadi salah satu cirri sekolah tersebut. Mungkin kita sering berpikir kenapa dalam sekolah dibutuhkan pengembangan ekstrakurikuler?

Pengembangan ekstrakurikuler yang serinhg kita liat di di sekolah-sekolah bukan merupakan kelengkapan sekolah. Pada dasarnya pengembanga ekstrakurikuler berbasis pada minat ( kemampuan awal siswa).

Berbicara mengenai kegiatan ekstrakurikuler berguna untuk meningkatkan kemampuan yang ada di dalam diri diswa, serta membuat kemampuannya itu bertambah bahkan memperdalam bakat/ kemampuan siswa sehingga diharapkan dengan adanya ekstrakurikuler dapat meningkatkan kompetensi siswa.

Dalam Pertemuan ini Pak Amril mengatakan bahwa Dalam pengembangan ekstrakurikuler harus bisa menemukan potensi yang belum tertangkap agar bisa terealisasi. Sehingga dengan adanya ekstrakurikuler ini potensi anak yang belum diketahui dapat direalisasikan secara nyata melalui kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan oleh sekolah.

Seandainya Saya Menjadi Mentri Pendidikan di Indonesia

Seandainya Saya Menjadi Mentri Pendidikan di Indonesia

Pendidikan merupakan hal yang sangat erat dalam kehidupan kita. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan juga merupakan salah satu alat untuk memberantas kebodohan dan berguna untuk meningkatkan kualitas hidup kita.

Setiap orang membutuhkan pendidikan untuk meningkatkan kualitas dirinya. Sesuai dengan UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan merupakan suatu komponen yang sangat pentig dalam meningkatkan kualitas mutu pendidikan di bangsa kita. Pendidikan kita pada kenyataannya setiap pergantian mentri selalu saja terjadi perubahan, masih anyak sekolah yang keadaannya belum memadai, serta pemerataan pendidikan yang belum merata di seluruh lapisan masyarakat. Untuk itu dibutuhkan seorang Mentri Pendidikan yang mengatur jalannya pendidikan di bangsa kita agar nantinya tunas-tunas bangsa kita kelak dapat menjadi orang yang berguna bagi Nusa dan Bangsa.

Apabila saya menjadi mentri pendidikan hal-hal yang akan saya lakukan adalah:
Dari Segi Eksternal :
1. Pemerataan Pendidikan ke seluruh lapisan masyarakat
Jika saya menjadi mentri pendidikan, saya sebisa mungkin saya akan melaksanakan pemerataan pendidikan ke seluruh lapisan masyarakat. Sehingga tidak hanya masyarakat yang kaya/mampu saja yang dapat menempuh pendidikan. Tetapi saya ingin agar masyarakat yang tinggal di pedalaman atau suku terasing ,yang berkekurangan juga berhak untuk mengenyam pendidikan yang sama baik kaya ataupun miskin. Dengan cara mendirikan sekolah-sekolah di daerah tersebut serta memfasilitasi sekolah tersebut baik dari segi pendanaan, ketersediaan buku,sarana prasarana, serta tenaga pengajar.

Tenaga Pengajar (Guru) di pedalaman atau suku-suku terasing sering kali pemerintah lupa akan peranan dan pengorbanannya memberantas kebodohan di suku-suku pedalaman yang tentu saja tidaklah menjadi hal yang mudah. Perbedaan Bahasa, perbedaan lingkungan merupakan salah satu kendala yang cukup sulit. Untuk itu apabila saya menjadi mentri saya akan memperhatikan serta meningkatkan perbaikan taraf hidup guru-guru di sana serta memberikan apresiasi berupa penghargaan terhadap guru yang sudah mengabdikan diri di pedalaman selama bertahun-tahun.


2. Melakukan kerjasama Bilateral
Melakukan kerjasama dengan luar negeri melakukan kerjasama bilateral dengan melakukan pertukaran pelajar. Pertukaran pelajar Indonesia ke luar negeri ataupun sebaliknya. Untuk itu di harapkan dengan adanya pertukran pelajar dapat menambah wawasan kita mengenai dunia luar serta memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk menempuh pendidikan di negeri asing yang diharapkan dapat lebih baik.

Dari segi Internal :
1. Dalam bidang Kurikulum
Seperti di negara maju yang dapat kita lihat sekarang, seperti Amerika, Inggris. Mereka melakukan pergantian kurikulum sekitar sepuluh tahun sekali. Sedangkan apabila kita bandingkan dengan pergantian kurikulum di negara kita. Setiap ganti mentri pasti kurikulumnya pun berubah beserta kebijakan-kebijakannya, sehingga masyarakat bingung menentukan kurikulum mana yang tepat diterapkan. Untuk itu apabila saya jadi mentri saya akan mengusahakan agar tidak terlalu sering pergantian kurikulum sehingga masyarakat tidak binggung dan hasilnya dapat terlihat.

Selain itu, saya akan menambahkan dalam mata pelajaran/ekstrakurikuler mengenai Pendidikan Kewirausahaan/Enterpreneurship dapat berupa mata pelajaran bisnis atau pengembangan kewirausahaan. Saya harap agar nantinya peserta didik di indonesia tidak hanya unggul dalam mata pelajaran saja tetapi setidaknya mereka memiliki pengetahuan mengenai entrepreneur yang nantinya mungkin dapat digunakan untuk masa depannya. Diharapkan mereka juga dapat bersaing di era globalisasi ini. Yang sekarang sudah terjadi perdagangan bebas di seluruh negara.

Mengenai UN, mungki banyak masyarakat yang setuju atau tidak setuju mengenai UN. Tetapi UN tidak dapat disangakal, dapat dijadikan sebagai salah satu penentu kelulusan, sekaligus digunakan sebagai standar pendidikan secara nasional dalam memetakan proses penyelenggaraan pendidikan.

Tetapi dalam pelaksanaannya UN sering kali terjadi kecurangan, banyak sekolah yang membocorkan memberikan jawaban UN kepada siswa siswinya. Jika ingin diadakan UN maka tindak kecurangan dalam pelaksanaan UN itu yang harus dikurangi, caranya dimulai dari pembuatan soal berbeda hingga proses pengawasan yang ketat.
Jika saya jadi mentri UN akan tetap diadakan ada juga standar nilai yang ditetapkan tetapi tidak menjadi syarat standar kelulusan siswa. Karena jepintaran seseorang tidak hanya dapat diukur memalui 3/6 mata pelajaran saja. Yang memakan waktu hanya sekitar 3 hari. Yang proses kegiatan pembelajaran selama 3 tahun di kelas seperti diabaikan. Untuk itu yang berhak menentukan kelulusan siswa-siswi tersebut adalah Kepala Sekolah beserta pihak yang terkait.

2. Dalam Bidang Sarana Prasarana
Jika saya jadi mentri sebisa mungkin saya akan membrikan fasilitas terbaik bagi peserta didik. Sarana Prasaran merupakan salah satu komponen penunjang yang cukup penting dalam proses pembelajaran. Saya akan memberikan sarana yang cukup modern. Seperti Komputer atau LCD dalam kelas. Setidaknya dalam kelas sudah tidak menggunakan kapur tulis lagi/ atau papan tulis biasa. Serta alat-alat peraga yang dapat menunjang prestasi siswa.

Saya sering melihat dalam sekolah-sekolah yang masih mengalami banjir, keadaan bangunan yang kurang layak pakai. Jika saya menjadi mentri pendidikan nanti saya akan memperbaiki bangunan-bangunan sekolah yang tidak layak pakai. Tidak hanya di daerah perkotaan saja, tetapi daerah pedalaman yang harusnya cukup mendapat perhatian lebih. Demi menunjang menciptakan pendidikan yang berkualitas.

3. Biaya Operasional Sekolah ( BOS)
Seperti yang sekarang kita tahu bahwa saat ini pendidikan dari mulai SD sampai SMP sudah Gratis. Saya akan lebih melanjutkan program ini karena menurut saya program ini merupakan salah satu program yang sangat baik. Masyarakat tidak terbebani dengan biaya sekolah sehingga mereka dapat lebih focus belajar. Saya harap program ini dapat berlanjut tidak hanya tahap SMP saja tetapi sampai Tahap SMA.

4. Kesejahteraan Guru dan Tenaga Kependidikan
Guru dapat dikatakan sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Tetapi dapat kita lihat kenyataannya gaji guru yang kecil/kurang memadai dibebani dengan tugas yang cukup berat. Menurut saya seorang guru merupakan orang yang harusnya kita berikan apresiasi sebesar-bessarnya. Karena jika tidak ada guru negara kita tidak akan maju dan berkembang. Guru juga yang membuat kita terbebas dari kebodohan.

Saat ini kesejahteraan guru sudah mulai diperhitungkan. Seandainya saya menjadi mentri pendidikan saya akan memperhatikan kesejahteraan guru dengan memberikan tunjangan-tunjangan penghasilan bagi guru dan tenaga kependidikan. Diharapkan dengan sertifkasi guru, dapat meningkatkan ksejahteraan guru. Selain itu saya akan memberikan apresiasi sebagai tanda terima kasih di dunia pendidikan kepada Guru yang sudah mengabdikan dirinya di dunia pendidikan selama sepuluh tahun atau guru yang berprestasi.

Serta memberikan Diklat kepada Guru setiap tiga bulan sekali agar guru juga dapat meningkatkan pengetahuannya. Sehingga pengetahuannya dapat lebih berkembang dan dapat disalurkan kepada anak didiknya.Sehingga pendidikan kita dapat lebih baik lagi.

5. Kesejahteraan Peserta Didik
Kesehatan peserta didik merupakan salah satu hal yang tidak bisa kita elak kan. Karena jika peserta didik sakit-sakitan maka ia tidak akan melakukan kegiatan pembelajaran dengan baik. Untuk itu, jika saya menjadi mentri pendidikan saya akan sangat memperhatikan kesejahteraan peserta didik. Salah satunya kesejahteraan kesehatannya. Saya akan memberikan susu gratis atau makanan yang bervitamin lainnya setiap satu minggu sekali. ( setiap hari sabtu). Diharapkan dengan adanya peningkatan kesejahteraan peserta didik ini dapat meningkatkan kualitas anak didik.

Rabu, 06 Januari 2010

Sekolah Impianku

Victory Secretary School


Sekolah yang saya buat bernama “Victory Secretary School” . sekolah yang bergerak dalam bidang kesekretarisan. Dalam sekolah ini memiliki dua bahasa pengantar yang digunakan dalam kegiatan sehari-hari (inggris-Indonesia) serta terdapat juga bahasa pengantar pendukung lainnya yaitu jepang dan mandarin. Di sekolah ini juga menggunakan teknologi yang modern. Sehingga diharapkan siswa siswi yang telah lulus di sekolah ini dapat bersaing di era globalisasi ini.

Keahlian/kompetensi yang diharapkan setelah masuk dari sekolah Ini adalah :

1. Peserta didik dapat menguasai minimal dua bahasa asing sehinga diharapkan dapat mengikuti persaingan zaman yang terus berkembang.
2. Peserta didik dapat menguasai teknologi yang dapat diimplikasikan kepada masyarakat
3. Mampu menguasai pelaksanaan surat keluar, surat masuk, membuat surat konfidensial,maupun kegiatan surat menyurat dengan baik.
4. Mampu Berpenampilan rapih bersih dan menarik
5. Mampu melaksanakan kegiatan kesekretarisan dengan baik.
7. Mampu bersikap Profesional
8. Mampu menciptakan ruang rapat yang berguna bagi pimpinan pada saat melakukan meeting.
9. Memiliki
9. Memiliki kepribadian dan tutur kata yang sopan,dan ramah.
6. Memiliki Penguasaan materi dan keahlian yang baik sehingga peserta didik yang lulus dari sekolah ini dapat langsung bekerja sesuai prodinya atau melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi.
7. Mampu bekerja sama dengan baik sehingga dapat berguna dalam dunia pekerjaan.


Program Utama Sekolah & alasannya:

-Victory Secretary School
Menyediakan pengetahuan mengenai kesekretarisan serta dapat menguasai peguasaan bahasa yang baik serta tanggap terhadap teknologi guna menciptkan sekretaris yang profesional.


Program pendukung & alasannya:

1. Mengikuti seminar baik dalam pengembangan karakter building, kepemimpinan (leadership). Sehingga siswa dapat berkembang tidak hanya dari materi yang diajarkan sekolah saja, tetapi berkembang dalam kepribadian menjadi lebih baik.
2. Mengadakan Table Manner bagi jurusan Sekretaris sehingga siswa dapat menerapkan cara makan yang baik yang dapat diterapkan di dunia pekerjaan nanti.
3. Beauty Class, suatu kelas dimana di kelas ini mengajarkan siswa nya untuk dapat bermake-up dan rapih dalam berpenampilan yang dilakukan selama satu tahun sekali.
4. Mengadakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang dilakukan siswa pada tahap akhir semester untuk


Kriteria siswa yang bisa mendaftar:

1. Mengisi Formulir pendaftaran yang telah ditentukan Victory Secretary School
2. Membayar Uang Formulir pendaftaran
3. Mengikuti ujian seleksi masuk Victory Secretary School
Adapun kriteria ujian masuk Victory Secretary School yaitu :
a. Lulus ujian sekolah apabila dan nilai rata-rata nilai minimum 6,00 dan nilai minimum setiap mata pelajaran.
b. Lulus Ujian Nasional, sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan pemerintah.
c. Lulus dalam ujian seleksi masuk Victory Secretary School
2.Siswa yang memiliki prestasi tingkat Propinsi atau pernah mengikuti olimpiade/kejuaraan nasional bersertifikat dapat langsung masuk tanpa mengikuti proses seleksi.
3. Mentransfer biaya administrasi ke Bank yang telah ditentukan.
4. Melakukan daftar ulang di Victrory Secretary School ,beserta membawa bukti-bukti berkas yang diperlukan.

Strategi publikasi yang dilakukan adalalah melalui:
1. Media Cetak
Sekolah akan membuat iklan di media cetak, koran. sehingga masyarakat dapat mengetahui mengenai SMK Victory ke masyarakat luas mengenai media cetak.
2. Brosur, Pamflet, Spanduk.
Menyebarkan brosur dan pamflet kepada siswa yang akan melanjutkan sekolahnya ke sekolah menengah kejuruan, serta memasang spanduk di daerah sekitar guna mempromosikan sekolah ini.
3. Televisi
Melalui televisi diharapkan dapat lebih mempromosikan sekolah ini ke khalayak ramai.
4. Internet (membuat blog sekolah sendiri)
Dengan membuat blog sendiri diharapkan masyarakat dapat lebih mengetahui informasi yang lebih banyak lagi mengenai sekolah melaui blog ini. Sehinga menurut saya membuat blog khusus sekolah sendiri merupakan salah satu promosi yang cukup menarik. Serta promosi dapat melalui facebook, twitter.


Kriteria kelulusan :
1.Peserta didik harus sudah menyelesaikan atau menuntaskan materi belajarnya.
2. Telah melaksanakan kegiatan Pembelajaran selama 3 tahun.
3. Telah melaksanakan PKL.

Minggu, 03 Januari 2010

Kecerdasan Emosional





Pertemuan 11
Kecerdasan Emosional


Pada pertemuan kali ini Pak Amril menjelaskan mengenai Kecerdasan Emosional. Emosi sering kali dianggap sebagai sesuatu yang negative sehingga sering muncul ungkapan tentang orang-orang yang emosional, jika terlihat ada orang yang suka marah /situasi yang cepat sekali berubah.

Dalam pola piker konvensional emosi sering kali dianggap sebagai enghambat dalam emosi manusia.Emosi adalah hal yang dimiliki setiap manusia, tinggi rendahnya emosi seseorang tersebut tergantung bagaimana ia dapat mengontrol kecerdasan emosionalnya sendiri. Emosi sendiri adalah sesuatu yang menggambarkan perilaku respon, psikologis, mengatur perasaan yang timbul karena adanya keinginan atau stimulus yang tidak terduga.

Di dalam kecerdasan Emosional terdapat EQ yang berhubungan denagn kemampuan untuk mengendalikan diri memiliki semangat dan ketekuann tinggi sehingga mampu untuk memotivasi dirinya sendiri dalam mengerjakan sesuatu dan mampu berinteraksi dengan baik dengan orang lain.

Dimensi EQ terdiri dari kecakapan pribadi dan kecakapan social. Kecakapan pribadi berhubungan kemampuan megelola diri sendiri,kecakapan social berhubungan dengan kemampuan dalam melakukan hubungan dengan orang lain.

Tidak hanya EQ saja yang termasuk dalam kecerdasan emosional, kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi diri, dan keterampilan social. Tanpa disadari di dalam diri kita terdapat yang namanya Keasadaran diri yang berhubungan dengan mengetahui kondisi diri sendiri,ketakutan, sumberdaya dan intuisi.Didalam kesadaran diri terdiri dari tiga hal yaitu kesadaran emosi berguna untuk mengenali diri sendiri dan efeknya, kedua penilaian diri sendiri secara teliti yang berguna untuk mengetahui kekuatan dan keterbatasan diri. Penilaian diri sendiri sangat penting dalam diri kita karena dengan hal ini kita dapat mengevaluasi sifat karakter kita yang kurang baik sehingga kita bisa mengintropeksi karakter kita untuk menjadi lebih baik lagi.Dan yang terakhir adalah percaya diri salah satu hal yang tidak kalah pentingny. Percaya diri berhubungan dengan kemampuan dan keyakinan tehadap diri sendiri. Percaya diri sangat penting karena dengan adanya rasa percaya diri dapat memotivasi kita untuk melakukan berbagai hal, dan optimis dalam melakukan sesuatu.

Selain itu terdapat pula pengaturan diri, dan motivasi diri. Motivasi diri terdiri dari yang pertama dorongan prestasi, yang harus kita kembangkan agar dapat meningkatkan kompetensi kita. Yang kedua adalah komitmen, komitmen merupakan hal yang sangat penting Karena keberhasilan sesorang tergantung pada komitmen orang tersebut. Dengan komitmen kita dapat focus untuk menggapai sesuatu tanpa tergoyahkan. Untuk itu penting dari kita untuk mempunyai komitmen di dalam hidup ini.yang ketiga adalah inisiatif yang merupakan salah satu bentuk kreativitas, suatu tindakan /dorongan yang berasal dari dalam diri sendiri untuk melakukan sesuatu anpa diperintah, yang terakhir adalah Optimisme, menurut saya sikap optimisme sangat penting ditanamkan dalam hati kita, karena denga sikap yang optimis dan tidak mudah menyerah akan membuat kita tetap dapat bertahan dalam segala kondisi baik. Tetap focus dengan berpikiran positif, percaya bahwa kita pasti bisa untuk melakukan sesuatu.

PEMBINAAN DISIPLIN SISWA




Pertemuan 10

PEMBINAAN DISIPLIN SISWA

Suatu sikap disiplin sangat dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran di kelas maupun sekolah. Sikap disiplin penting karena dengan adanya disiplin siswa-siswi dapat dengan teratur menjalankan tata tertib sekolah dengan baik.

Disiplin adalah sebuah potret keberhasilan seseorang dalam mengolah lembaga atau sumber daya. Dalam dunia pendidikan, sikap disiplin sangat diperlukan sebagai salah satu sarana pendukung terciptanya efisiensi pendidikan, akrena dengan disiplin maka pembuangan waktu yang sia-sia akan terminimalisir. Tidak hanya dalam dunia pendidikan, sikap disiplin haruslah dimiliki oleh setiap komponen organisasi, dalam sekolah untuk menunjang keberhasilan kegiatan pembelajaran.

Pendisiplinan sekolah adalah usaha atau perilaku agar disiplin berjalan dengan baik atau agar tidak menyimpang dan pemberian motivasi untuk berperilaku yang baik. Pendisiplinan sekolah perlu dilakukan, selain untuk membuat nama sekolah menjadi lebih baik juga secara tidak langsung dapat melatih peri laku seluruh masyarakat sekolah menjadi lebih baik.

Terdapat Ada dua macam disiplin yaitu adalah disiplin preventiv, maksudnya adalah upaya menggerakkan siswa untuk mengikuti dan mematuhi peraturan yang telah ditetapkan. Disiplin yang kedua adalah disiplin korektiv yaitu pemberian kesempatan kedua apabila seseorang melanggar aturan yang telah ditetapkan.

disiplin sekolah bertujuan adalah agar teriptanya perilaku yang tidak menyimpang, mendorong siswa untuk melakukan perilaku yang baik dan benar, membantu siswa memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungan dan menjauhi hal-hal yang dilarang oleh sekolah dan upaya agar siswa dapat belajar hidup dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik dan bermanfaat. Sehingga semua dapat terorganisir dengan teratur.

Guru merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam pelaksanaan kedisiplinan sekolah.Peran guru menumbuhkan disiplin siswa dapat dilakukan dengan cara membantu siswa mengembangkan pola perilaku untuk diri siswa itu sendiri, membantu siswa meningkatkan standar perilakunya dalam hal ini guru dapat menjadi pembimbing ataupun konselor, menggunakan pelaksanaan aturan sebagai alat. Pentingnya disiplin adalah akan sangat membantu proses penerapan sistem di sekolah.

Rasa hormat terhadap otoritas atau kewenangan merupakan kepentingan disiplin yang pertama karena patuh merupakan salah satu bukti yang sangat nyata orang tersebut mendisiplinkan dirinya sendiri. Kepentingan selanjutnya adalah upaya untuk menanamkan kerja sama, kebutuhan untuk berorganisasi (kebutuhan orang lain untuk memahami), rasa hormat terhadap orang lain, keingtinan untuk melakukan hal yang tidak menyenangkan, memperkenalkan contoh perilaku tidak disiplin.

Karena disipli n merupakan slah satu hal yang menunjang keberhasilan sekolah. Untuk itu, setipa pihak-pihak yang terkait seperti guru, kepala sekolah harus membuat peraturan sekolah haruslah rinci dan jelas, agar siswa dapat dengan benar-benar patuh terhadap tata tertib sekolah dan bagi siswa yang melanggar harus diberikan sanksi sesuai dengan tingkat pelanggaran yang dilakukan. Penerapan kedisiplinan ini harus diterapkan dengan bijaksana. Dengan memberikan sanksi yang sesuai tindakannya.

QUANTUM LEARNING


Pertemuan 9

QUANTUM LEARNING

Pada pertemuan kali ini Pak Amril membahas mengenai Quantum learning, hal yang sering kita dengar dalam kegiatan pembelajaran, mungkin bahkan ada diantara kita yang sudah pernah menerapkan metode Quantum Learning ini. Secara umum istilah quantum sering dikaitkan dengan ilmu fisika sebagai salah satu komponen dalam teori percepatan. Arti sebenarnya quantum learning adalah percepatan belajar yang diciptakan dalam kelas tertentu untuk mengefisiensikan aktivitas pembelajaran dikelas. Kerangka pemikiran pada quantum learning adalah sikap positiv yaitu menerapkan sikap positivisme kita terhadap setiap hal yang memiliki banyak paradigma dalam penerapannya.

motivasi yaitu memandang sesuatu sebagai hal yang dapat membangkitkan semangat kita; cara belajar, dengnan menerapkan cara belajar yang baik maka besar kemungkinannya untuk melaksanakan quantum learning dalam pembelajaran lingkungan belajar, ini merupakan salah satu aspek penting dalam pembelajaran karena lingkungan amat dan sangat berpengaruh terhadap perkembangan pemikiran anak; baca cepat, dengan menerapkan baca cepat maka sudah jelas waktu yang diperlukan untuk membaca dapat terminimalisir tanpa harus mengurangi pemahaman kita tentang buku yang kita baca; catatan, catatan merupakan sebuah bukti nyata dari ilmu yang nantinya dapat kita lihat dan ulas kembali jika kita lupa dan memerlukan bukti nyata dari apa yang telah kita pelajari.

Ada berbagai macam kecerdasan yang kita miliki diantaranya ada kecerdasan linguistik, kecerdaan logika matematika, kecerdasan visual/spatial, kecerdasan kinestetik/ gerak/ sensor motorik, dan kecerdasan musikal. Masing-masing kecerdasan tersebut akan sangat bermanfaat untuk pengembangan pola pemikiran kita.

Situasi yang kondusif merupakan hal yang sangat diharapkan dalam kegiatan pembelajaran. Dalam dunia pendidikan khususnya pembelajaran, penataan lingkungan belajar merupakan suatu hal yang sangat penting dan berdaya guna, bahwa lingkungan merupakan sebuah stimulus yang sangat penting dalam pembelajaran.

Ada beberapa komponen lingkungan yang harus di perhatikan, dari mulai yang bisa dilihat sampai ke lingkungan yang hanya bisa dirasakan yaitu ; perabotan, pencahayaan, musik, alat bantu visual, penempatan, temperatur, tanaman, kenyamanan, suasana hati.


Cara belajar yang baik adalah dengan menggabungkan dari menyerap informasi dengan mengatur informasi serta mengolah informasi, semua cara belajar tersebut sangatlah berkesinambungan oleh karena itu penting untuk diterapkan didalam kelas untuk sebuah metode pembelajaran.

Hasil Terjemahan "Sistem Praktis untuk Mengidentifikasi siswa cerdas dan berbakat "

Sistem Praktis untuk Mengidentifikasi siswa cerdas dan berbakat

Sistem untuk mengidentifikasi siswa cerdas dan berbakat digambarkan pada artikel ini berdasarkan pada berbagai penelitian yang telah dilaksanakan selama bertahun-tahun pada karakteristik individu yang kreatif dan produktif (Renzulti, 1986). Pada dasarnya, penelitian ini memberitahukan bahwa orang yang sangat produktif dikategorikan dalam tiga kelompok yang saling terkait kemampuanya,kelompok ini berada di atas rata-rata (meski tidak harus superior) kemampuan, komitmen tugas, dan kreatif. Sebuah presentasi grafik dalam materi ini sesuai pada Gambar 1. Deskripsi berikut perilaku mengajar yang nyata dari kelompok adalah ringkasan dari konsep-konsep utama dan kesimpulan yang berasal dari karya teori dan peneliti yang telah melakukan ujian terhadap konsep-konsep ini.

Mengenai Kemampuan Di atas Rata-rata

Kemampuan Umum
pemikiran abstrak yang tinggi, pengetahuan verbal dan numerik, hubungan spasial , memori dan perbendaharaan kata. Serta berdaptasi ke pembentukan situasi yang dihadapi dalam lingkungan eksternal.Otomatisasi dalam informasi pengolahan: cepat akurat, dan pengambilan informasi yang selektif.

Kemampuan khusus
Aplikasi penerapan berbagai kombinasi dari kemampuan umum di atas terdapat satu atau lebih dari satu keahlian dalam bidang khusus dalam area kemampuan kinerja manusia (misalnya seni, kepemimpinan, administrasi).
Kemampuan untuk memperoleh dan membuat jumlah pengetahuan formal maju, pengetahuan,
teknik, logistik dan strategi dalam mengejar masalah tertentu atau pemerataan untuk daerah-daerah khusus kinerja.

Tugas Komitmen
Kapasitas tingkat ketertarikan yang tinggi, antusiasme, ketertarikan, dan keterlibatan dalam masalah tertentu. Bidang studi, atau bentuk ekspresi manusia. Berdasarkan , daya tahan, tekad, kerja keras, dan berdedikasi dalam melakukan praktek. Percaya diri. Ego yang kuat dan keyakinan diri sendiri serta kemampuan seseorang untuk melaksanakan pekerjaan yang cukup penting, kebebasan dari perasaan rendah diri, dorongan untuk mencapai sesuatu. Kemampuan untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang signifikan dalam alasan khusus. Kemampuan untuk menyetel ke saluran utama komunikasi dan perkembangan baru dengan bidang yang diberikan. Menetapkan standar yang cukup tinggi untuk suatu pekerjaan, menjaga keterbukaan, kritis, mengembangkan rasa, kualitas, dan keunggulan tentang salah satu karya sendiri dan
karya-karya orang lain.

Kreativitas
Kelancaran, fleksibilitas, gagasan yang orisinil. Keterbukaan untuk mengalami, menerima, dengan yang baru dan berbeda (bahkan irrasional) dalam pikiran, tindakan, dan diri sendiri .Selain itu termasuk, spekulatif, petualang, dan "mental playfull" bersedia mengambil risiko dalam pikiran dan tindakan, bahkan ke titik yang tidak disangka. Peka terhadap detail, ide-ide dan hal-hal yang berhubungan dengan esetika yang berkakteristik, bersedia untuk bertindak dan bereaksi terhadap rangsangan eksternal dan ide-ide sendiri dan perasaan.






Gambar 1. Apa yang membuat anak cerdas?

Seperti yang selalu saya uraikan dengan daftar ciri-ciri seperti di atas, terdapat tumpang tindih individu, dan interaksi di antara kategori umum dan ciri-ciri khusus.Penting untuk menunjukkan bahwa semua sifat-sifat tidak perlu hadir dalam setiap individu atau situasi untuk menghasilkan tampilan perilaku berbakat. Ini adalah alasan inilah tiga cincin konsepsi keberbakatan menekankan interaksi di antara kelompok-kelompok lebih daripada satu kelompok saja. Juga harus ditekankan bahwa kemampuan rata-rata di atas kelompok adalah konstan yang tetap dalam sistem identifikasi yang menggambarkan hal ini.Dengan kata lain, jauh di atas kemampuan rata-rata grup untuk mempresentasikan populasi target dan titik awal untuk identifikasi akan diutamakan proses pada siswa dalam hal ini kategori yang dipilih melalui penggunaan dan nilai tes dan non tes kriteria.Tugas komitmen dan kreativitas, di pihak lain dipandang sebagai tujuan dari perkembangan program khusus dengan menyediakan kemampuan diatas rata-rata siswa dengan menghargai pengalaman, model pemrograman (Renzuli .1977) untuk sistem identifikasi yang dirancang bertujuan untuk meningkatkan kreativitas dan komitmen tugas, dan dalam "membawa cincin bersama" untuk mempromosikan perkembangan perilaku berbakat.

Pada bagian berikut, saya akan menjelaskan langkah-langkah spesifik dari sebuah sistem identifikasi yang dirancang untuk menerjemahkan tiga cincin konsepsi keberbakatan menjadi set prosedur praktis untuk memilih siswa untuk memilih program.sistem identifikasi ini adalah keistimewaan siswa yang akan menjadi besar (tetapi bukan satu-satunya) kelompok sasaran untuk berpartisipasi dalam berbagai layanan tambahan. Tujuan dari sistem identifikasi ini, yang berhubungan dengan tiga cincin konsepsi keberbakatan adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengembangkan kreativitas atau tugas komitmen dalam kolam bakat siswa dengan siswa lainnya yang mungkin datang menarik perhatian kita terhadap alternatif sarana identifikasi.
2. Untuk memberikan pengalaman belajar dan sistem pendukung yang mempromosikan interaksi tugas kreativitas komitmen dan di atas kemampuan rata-rata (membawa cincin bersama-sama)
3. Untuk memberikan kesempatan, sumber daya, dan dorongan dan penerapan perilaku berbakat.

Sebelum daftar langkah yang terlibat dalam sistem identifikasi ini, tiga hal penting akan dicoba untuk didiskusikan. Pertama, kolam bakat akan berbeda-beda di setiap sekolah tergantung pada sifat umum dari total siswa. Di sekolah dengan jumlah besarnya kemampuan tinggi siswa. Bisa dibayangkan bahwa keistimewaan tersebut akan melampaui 15 persen tingkat yang biasanya dianjurkan di sekolah-sekolah yang mencerminkan prestasi di masyarakat umum.Bahkan di sekolah di mana tingkat pencapaian di bawah ini berdasarkan pada norma-norma, masih ada kelompok tingkat atas siswa yang membutuhkan layanan di atas dan di luar orang-orang yang disediakan bagi mayoritas populasi sekolah. Beberapa program kami telah sukses dalam kota-sekolah yang melayani pemuda yang kurang beruntung dan bilingual dan bahkan berpikir sekolah ini berada di bawah norma-norma nasional, bakat yang terpendam sekitar 15 persen dari kemampuan yang lebih tinggi siswa yang memerlukan layanan khusus ysng masih perlu diidentifikasi.Kolam bakat juga merupakan fungsi dari ketersediaan sumber daya (baik manusia dan material). Dan sejauh mana fakultas umum bersedia:
a. Untuk membuat modifikasi dalam kurikulum reguler di atas kemampuan rata-rata siswa.
b. Untuk berpartisipasi dalam berbagai macam kegiatan pengayaan dan mentoring dan,
c. untuk bekerja secara kooperatif dengan setiap dan semua pribadi yang mungkin memiliki program khusus tugas.

Karena nominasi guru memegang peranan penting dalam sistem identifikasi ini pertimbangan kedua adalah sejauh mana orientasi dan pelatihan guru yang telah memiliki sekitar baik pogram dan prosedur untuk mencalonkan siswa. Dalam hal ini, kami merekomendasikan penggunaan kegiatan pelatihan yang dirancang untuk mengarahkan guru kepada karakteristik perilaku siswa unggul.

Pertimbangan ketiga adalah tentu saja jenis program dimana siswa sedang diidentifikasi.Sistem identifikasi berikut ini didasarkan pada model-model yang menggabungkan kedua pengayaan dan percepatan. Dapat atau tidakkah mereka dapat melakukan program yang telah disiapkan. Terlepas dari jenis organisasi model yang digunakan, juga disarankan bahwa komponen yang kurikulumnya melakukan pemadatan (renzuli, smith, 7 reis 1982) menjadi bagian dari layanan yang ditawarkan siswa cerdas berbakaat. Untuk Tujuan demonstrasi, contoh berikut akan didasarkan pembentukan minyak 15 persen bakat-bakat yang lebih besar atau lebih kecil. Kolam bakat (keistimewaan) bisa dengan sederhana menyesuaikan angka-angka yang digunakan dalam contoh ini.

Langkah 1: Tes Skor Nominasi

Jika kami menggunakan apa-apa selain nilai tes bakat mengidentifikasi 15 persen renang, tugas akan pernah begitu sederhana. Setiap anak yang skor di atas persentil ke-85 (menggunakan norma-norma yang normal) akan menjadi kandidat Dalam sistem identifikasi ini, bagaimana pun, kami telah membuat komitmen untuk "meninggalkan beberapa ruang" di kolam bakat yang potensial untuk mahasiswa tidak akan tercermin dalam tes standarisasi . Oleh karena itu kita akan mulai dengan membagi kolam bakat kita ditengah (lihat gambar 2) dan kami akan menempatkan mahasiswa yang mendapat skor pada atau di atas persentil 92 (sekali lagi, menggunakan norma-norma setempat). Dalam kolam bakat. Pendekatan ini menjamin bahwa semua anak cerdas secara tradisional secara otomatis akan dipilih, dan mereka akan mempertanggung jawabkan appromixily 50 persen bakat kita.


IDENTIFIKASI ANAK CERDAS DAN BERBAKAT
Kriteria Penilaian tes (Rata-rata 50% pusat bakat) Tahap 1 Nominasi nilai tes (otomatis, berdasarkan nama tempat) Total pusat bakat berdasarkan rata-rata
15 %
Dari populasi umum
Non- criteria penilaian tes (Rata-rata 50% pusat bakat) Tahap 2 Nominasi Guru (otomatis,termasuk guru yang sudah dibawah calon peserta)
Tahap 3 Jalan kecil altenatif-> studi kasus
Tahap 4 Nominasi special-> Studi kasus
Tahap 5 Pemberitahuan pada Orang Tua
Tahap 6 Tindakan Informasi Nominasi



Gambar 2. Sistem identifikasi Renzuli

Setiap tes standarisasi teratur (misalnya kecerdasan, prestasi, sikap) dapat digunakan untuk tujuan ini, bagaimana pun, kami sarankan masuk ke kolam bakat(keistimewaan) diberikan atas dasar apa pun ujian atau subset satu pendekatan score.Ini akan memungkinkan para siswa yang tinggi dalam verbal atau non verbal kemampuan (tapi tidak harus keduanya) untuk mendapatkan, penerimaan, serta siswa yang mungkin unggul. Dalam satu bakat (misalnya spasial, mekanik). Program yang berfokus pada bidang-bidang khusus seperti seni, kepemimpinan, dan atletik harus digunakan tes non-kriteria sebagai indikator utama di atas kemampuan dalam bidang bakat tertentu. Dalam cara yang sama, setiap kali tes tidak tersedia, atau kita memiliki beberapa pertanyaan yang sama untuk validitas mereka, uji non-kriteria yang direkomendasikan dalam langkah-langkah berikut harus digunakan. Pendekatan ini (yaitu, penghapusan atau minimalisasi langkah 1). Khususnya penting untuk menimbang umur yang berbeda, populasi atau cultural yang berbeda.
Para guru harus diberitahu tentang semua siswa yang telah mendapatkan nilai ujian masuk melalui nominasi sehingga mereka tidak akan memiliki perlu terlibat dalam urusan administrasi untuk siswa yang telah diterima.

Step2 guru untuk mencalonkan siswa yang menampilkan karakteristik yang tidak mudah ditentukan oleh ujian (misalnya tingkat tinggi atau kreativitas, komitmen tugas, tidak biasa minat, bakat atau bidang-bidang khusus kinerja pengawas potensial) dengan pengecualian guru yang berusia lebih dari calon kandidat atau di bawah calon kandidat, nominasi dari guru-guru yang mendapatkan pelatihan proses ini diterima dalam bakat-bakat pada nilai setara dengan nilai ujian nominasi.

Seperti benar-benar berbakat dan siswa dicalonkan oleh guru sebagai moderat atau potensial berbakat. Kami juga tidak ada perbedaan dalam peluang, sumber daya, atau menyediakan layanan, selain individualisasi normal yang seharusnya menjadi bagian dari semua program yang saya penuhi untuk memenuhi kebutuhan unik dan berpotensi. Jadi, misalnya jika seorang mahasiswa memperoleh pintu masuk berdasarkan nominasi guru karena ia telah menunjukkan potensi lanjutan untuk menulis kreatif, kami tidak akan mengharapkan pelajar ini untuk bersaing pada sebuah dasar dalam matematika equal dengan seorang mahasiswa yang mencetak atau di atas persentil 92 pada tes matematika. Juga harus kita program mengatur pengalaman-pengalaman yang akan menempatkan siswa. Bakat dalam menulis kreatif dalam matematika lanjutan tingkatan kelompok . Program khusus harus diutamakan dan berusaha untuk menghormati dan mencerminkan karakteristik siswa untuk membawanya ke tempat yang paling pertama.
Seorang guru dengan formulir nominasi dan skala rating (Renzuly, 1976). prosedur ini digunakan untuk skala Peringkat dan tidak digunakan untuk dihilangkan siswa dengan peringkat yang lebih rendah. Sebaliknya timbangan digunakan untuk menyediakan profil siswa yang ditunjuk. dalam kasus guru yang berusia lebih dari usia calon kandidiat, berdasarkan permintaan yang dibuat sesuai dengan urutan peringkat nominasi mereka untuk ditinjau oleh komite seluruh sekolah.Prosedur untuk menangani calon kandidat atau non-calon kandidat akan diuraikan pada langkah 4.

Langkah 3: Jalan kecil Alternatif
Sedangkan semua sekolah menggunakan sistem identifikasi ini untuk menyeleksi calon kandidat guru melalui nominasi jalur-jalur alternatif yang dianggap sebagai pilihan lokal, dan dalam berbagai derajat oleh sekolah masing-masing kabupaten. Keputusan mengenai jalur-jalur alternatif yang dapat digunakan harus dilakukan oleh Komite perencanaan lokal dan beberapa pertimbangan harus diberikan kepada variasi dalam tingkat kelas. Sebagai contoh, pencalonan diri lebih cocok untuk siswa yang mungkin mempertimbangkan kelas maju daripada tingkat menengah.
Jalur alternatif umumnya terdiri dari orang tua calon kandidat, nominasi teman sebaya, tes kreativitas, nominasi diri, salah satu produk virtualnyaadalah adanya evaluasi dan prosedur lain yang dapat mengakibatkan awal pertimbangan oleh panitia. Perbedaan utama antara jalur-jalur alternatif di satu sisi, dan nilai ujian dan guru nominasi di sisi lain, ia bahwa jalur alternatif yang tidak otomatis. Dalam kata lain, siswa dicalonkan melalui satu atau lebih jalur-jalur alternatif akan diperiksa oleh panitia pihak penyelenggrara melakukan studi kasus yang mencakup pemeriksaan terhadap semua catatan sekolah berharga, wawancara dengan siswa, guru, dan orangtua dan administrasi penilaian individu yang mungkin direkomendasikan oleh panitia. Dalam beberapa kasus, mahasiswa daerah itu direkomendasikan atas dasar satu jalur alternatif adalah penempatan program pada dasar percobaan.

Langkah 4: Khusus nominasi mewakili pertama dari dua “katup pengaman” dalam sistem identifikasi ini. Prosedur ini melibatkan beredarnya daftar semua siswa yang telah dicalonkan melalui salah satu prosedur dalam langkah 1-3 untuk semua guru di sekolah, dan di sekolah berharga jika siswa telah lulus dari gedung lain. Prosedur ini memungkinkan tahun sebelumnya guru untuk mencalonkan siswa yang belum direkomendasikan oleh guru sekarang, dan sumber daya juga memungkinkan guru untuk membuat rekomendasi berdasarkan pengalaman sebelumnya mereka sendiri dengan siswa yang sudah berada di kolam bakat atau anak yang memiliki keistimewaa, atau mahasiswa mungkin dihadapi sebagai bagian pengayaan pengalaman yang mungkin telah tersedia dalam ruang kelas biasa.Untuk itu, Langkah ini memungkinkan untuk tinjauan akhir dari total populasi sekolah, dan dirancang untuk menghindari pendapat tahun sekarang guru yang mungkin tidak memiliki penghargaan terhadap kemampuan, gaya, atau bahkan kepribadian mahasiswa tertentu.Terakhir dengan melalui populasi juga membantu untuk mengambil siswa yang dapat berubah-pergi ke sekolah atau mengembangkan pola keterbelakangan sebagai akibat dari masalah-masalah pribadi atau keluarga. Langkah ini dapat membantu untuk mengatasi hal yang umum untuk calon kandidat/calon peserta dan non-calon peserta. Seperti halnya dengan kasus jalur alternatif, nominasi khusus tidak otomatis. Sebaliknya, studi kasus yang dilakukan untuk keputusan akhir dan sisanya berakhir dengan keputusan Komite.

Langkah 5: Pemberitahuan dan Orientasi
Surat pemberitahuan dan deskripsi yang komprehensif dari program ini adalah diteruskan kepada orang tua dari semua siswa anak yang berbakat yang menunjukkan bahwa anak mereka telah ditempatkan di “Kolam Bakat tahun ini”. Surat itu tidak menunjukkan bahwa seorang anak telah disertifikasi sebagai "berbakat", tetapi lebih menjelaskan sifat dari program dan memperluas undangan kepada orangtua untuk sebuah pertemuan orientasi. Pada pertemuan ini deskripsi cincin tiga konsep bakat disediakan, serta penjelasan tentang semua kebijakan program, prosedur dan kegiatan. Orangtua informasi tentang bagaimana masuk ke kolam bakat ditentukan, yang dilakukan secara tahunan, dan bahwa penambahan keanggotaan Talent Pool mungkin berlangsung selama bertahun-tahun sebagai hasil evaluasi siswa partisipasi dan kemajuan. Orang tua juga diundang untuk membuat janji individu setiap kali mereka merasa Itu informasi tambahan tentang program secara umum, atau anak mereka sendiri, dalam diperlukan. Sesi orientasi serupa disediakan bagi siswa, dengan penekanan sekali lagi yang ditempatkan pada layanan dan kegiatan yang disediakan. Siswa tidak diberitahu bahwa mereka adalah "berbakat" tetapi melalui diskusi dari tiga cincin konsepsi dan prosedur untuk mengembangkan potensi umum dan khusus, mereka datang untuk memahami bahwa perkembangan perilaku berbakat adalah tujuan program serta sebagai bagian dari mereka dan tanggung jawab sendiri.

Langkah 6: Tindakan Informasi Nominasi (katup pengaman no.2)
Meskipun usaha terbaik kami, sistem ini akan kadang-kadang mengabaikan mahasiswa, karena satu alasan atau yang lain tidak dipilih untuk bakat-bakat keanggotaan. Untuk membantu mengatasi masalah ini, orientasi yang berkaitan dengan tanda yang sangat baik "menyalakan" dalam kurikulum reguler ini disediakan untuk semua guru. Dalam mengikuti program pengayaan seluruh sekolah model (Renzuli & Reis 1983). Kami juga menyediakan berbagai kelas pengayaan dalam pengalaman-pengalaman yang mungkin menghasilkan rekomendasi untuk layanan khusus. Proses ini difasilitasi melalui penggunaan kegiatan pelatihan guru dan alat yang disebut informasi tindakan pesan.
Informasi tindakan terbaik dapat didefinisikan sebagai interaksi dinamis yang terjadi ketika seorang siswa menjadi sangat tertarik pada atau bersemangat tentang topik tertentu, bidang studi, isu gagasan atau peristiwa yang terjadi di sekolah atau nonschool environtment. Ini berasal dari konsep penilaian berdasarkan kinerja dan berfungsi sebagai katup pengaman kedua di sistem identifikasi ini. Transmisi pesan informasi tindakan tidak berarti bahwa seorang siswa akan secara otomatis berputar ke tingkat kemajuan layanan, bagaimanapun, ia berfungsi sebagai dasar untuk pemeriksaan yang seksama terhadap situasi untuk menentukan adalah layanan tersebut dijamin. Aksi pesan informasi juga UED dalam Kolam bakat(keistimewaan) pengaturan (tarik-keluar kelompok, kelas lanjut, kelompok cluster). Untuk membuat keputusan-keputusan tentang penjaringan individu atau kelompok kecil berdasakan penyelidikan.

Diskusi
Pada kebanyakan sistem identifikasi yang mengikuti seleksi ditambah penyaringan tradisional yang mendekati hal tersebut, biasanya "melemparkan" untuk harus selalu menjadi mahasiswa yang memenuhi syarat untuk tes bassis dari nontest kriteria. Jadi, misalnya, seorang guru sebagai calon peserta hanya digunakan sebagai untuk mengambil individu atau kelompok tes kemampuan. Tetapi dalam kebanyakan kasus nilai ujian selalu menjadi faktor penentu. Yang banyak dan berbagai "hal-hal baik" yang menuju ke nominasi oleh guru yang benar-benar diabaikan ke final (pilihan) keputusan., Dan beberapa permainan kriteria berakhir menjadi halr yang sama pendekatan berdasarkan tes sebelumnya.
Pelaksanaan sistem identifikasi yang dijelaskan di atas telah membantu orang untuk mengatasi masalah ini serta beragam masalah lain yang terkait secara tradisional siswa untuk program khusus. Umumnya siswa, orang tua, guru, dan administrator telah menyatakan derajat tinggi kepuasan dengan pendekatan ini (Renzuli, 198). Dan adanya alasan untuk kepuasaan ini adalah dengan "mengambil" atau merekrut sesorang siswa, di bawah lapisan atas dengan beberapa tingkat persentil biasanya dipilih untuk program-program khusus yang memiliki kecerdasan, dan dengan meninggalkan beberapa ruang dalam program bagi siswa untuk mendapatkan pintu masuk berdasarkan kriteria non tes, kami telah mengeluarkan dari mereka yang dibenarkan melalui orang yang tahu bahwa mahasiswa ini membutuhkan kesempatan khusus, sumber daya dan dorongan. Mendasari penelitian tiga cincin konsepsi keberbakatan dengan jelas mengatakan kepada kita bahwa pendekatan seperti ini dibenarkan dalam hal apa yang kita ketahui tentang potensi manusia.Dan dengan menghilangkan jumlah yang tak berujung "sakit kepala" secara tradisional dihubungkan dengan identifikasi, belum pernah terjadi sebelumnya kita telah mendapat dukungan dari jumlah guru dan administrator, banyak di antaranya, sebelumnya membenci keberadaan program khusus ini.

Kelemahan Perubahan
Bahkan perubahan sederhana dalam status quo pasti meningkatkan keprihatinan dan pertanyaan-pertanyaan pada bagian pengamat yang mungkin akan terpengaruh oleh perubahan yang diusulkan. Salah satu yang paling sering diajukan tentang perubahan-perubahan dalam prosedur identifikasi yang dijelaskan di atas adalah: "bagaimana pendekatan ini 'persegi' dengan pedoman negara?" Sebelum menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, saya ingin menunjukkan bahwa saya tidak menyatakan ketidakpuasan dengan pembatasan dari identifikasi pedoman.Penelitian yang dikutip di atas dan para pemimpin yang berkontribusi di lapangan seperti mekar (1985), Gardner (1983), Guilford (1977), Stenberg (1983). Trefinger (1982) dan Torance (1979).Titik jelasnya adalah perlunya pemeriksaan ulang peraturan di mana sebagian besar program dipaksa untuk beroperasi.Dalam Penelitian ini sangat mendukung pendekatan yang lebih fleksibel, identifikasi bahwa alasan untuk perubahan tidak lagi perlu berdebat. Penuntun seharusnya menjadi pelayan, bukan tuan kami. Tetapi jika kita ingin mendapatkan lebih banyak kontrol atas nasib kami sendiri, kita harus mengambil langkah-langkah konkret yang nyata untuk membawa pedoman yang ada ke dalam sedikit dengan sekarang teori dan penelitian.

Untungnya perubahan itu seperti angin dan generasi baru yang berani dengan kepemimpinan dalam pendidikan berbakat muncul di banyak negara departemen pendidikan, orang-orang ini telah bersedia untuk mempelajari kembali arti pedoman kehadiran, dan bahkan dengan tidak adanya perubahan langsung, mereka telah mengizinkan untuk jauh lebih fleksibilitas dalam menetapkan peraturan yang ada. Proposal yang hanya beberapa tahun yang lalu itu ditolak karena mereka tidak memenuhi standar skor perekrutan yang sekarang sedang diterima dan bahkan didorong.

Tumit Achilles ( The Achilles Heel) perubahan yang tidak berpedoman, tapi bersikap apatis. Jika kita percaya bahwa lebih banyak fleksibilitas yang diinginkan, kita harus menggerakan pribadi profesional yang memiliki saham dalam melayani pemuda potensi tinggi. Kepala sekolah, guru, pengawas dan murid spesialis pribadi harus direkrut untuk mengarahkan upaya-upaya seluruh negara bagian diselenggarakan dokumen harus dibawa ke negara yang menarik perhatian pendidikan dan Komite pendidikan dari badan legislatif. Setiap upaya harus dilakukan untuk mengembangkan formula yang didasarkan pada distrik total pendaftaran daripada jumlah siswa yang telah diidentifikasikan.itu akan seperti "hitungan tubuh" pendekatan yang dilakukan telah memaksa sekolah bakat sebagai sebuah keadaan yang mutlak bukan konsep pembangunan, dan hasilnya telah yang paling kaku atau skor tes jenis identifikasi, kita akan memungkinkan fleksibilitas yang lebih besar di kabupaten yang mengidentifikasi jenis kabupaten kita yang akan memungkinkan fleksibilitas yang lebih besar terjadi dalam identifikasi jenis dan model pemrograman mereka mungkin ingin mempertimbangkan (termasuk pendekatan berbasis tes) dan kami akan menyediakan keadilan yang lebih besar untuk kabupaten yang melayani beragam budaya penduduk.

BAGAIMANA MENGAJAR ANAK CERDAS ISTIMEWA ?


BAGAIMANA MENGAJAR ANAK CERDAS ISTIMEWA ?

Judul: BAGAIMANA MENGAJAR ANAK CERDAS ISTIMEWA ?
Bahan ini cocok untuk Sekolah Lanjutan TP bagian KESISWAAN / STUDENTS & LEARNING.
Nama & E-mail (Penulis): imam wibawa mukti,s.pd
Saya Guru di SMP Taruna Bakti
Topik:
Tanggal: 18 Juni 2008


Dalam kegiatan mengajar, keberadaan siswa cerdas istimewa sering terabaikan. Hal ini disebabkan ketidakpahaman guru maupun sekolah dalam mengidentifikasi, memahami dan mengetahui berbagai hal tentang keberadaan siswa cerdas istimewa.

CERDAS ISTIMEWA?

Menurut Renzuli, anak cerdas istimewa adalah anak yang memiliki tiga komponen diatas rata-rata teman sebaya, yaitu Intellegence Quotient lebih dan sama dengan 130,Task Comitment dan Creativity Quotient diatas rata - rata (3). Dengan alat ukur ini maka siswa berhak mendapatkan pelayanan pendidikan khusus yang bersifat individual untuk lebih memaksimalkan kemampuan mereka. Masalahnya muncul karena masih banyak guru yang belum mengenal karakteristik anak cerdas istimewa dan bentuk pelayanan yang tepat untuk memaksimalkan potensi terpendam mereka. (amanat Undang-undang No.2 Th 1989 tentang Sisdiknas pasal 24 ayat 6 dan Undang-undang Sisdiknas No.20 Th 2003 pasal 5 ayat 4).

Guru dapat melakukan pengamatan dini dengan memperhatikan beberapa karakteristik seperti diatas. Beberapa karakteristik lainnya diantaranya adalah seperti yang diungkap Prof. Dr. S.C. Utami Munandar yaitu mudah menangkap pelajaran, ingatan baik, perbendaharaan kata luas, penalaran tajam (berpikir logis-kritis, memahami hubungan sebab-akibat), daya konsentrasi baik (perhatian tak mudah teralihkan), menguasai banyak bahan tentang macam-macam topik, senang dan sering membaca, ungkapan diri lancar dan jelas, pengamat yang cermat. Namun selain karakteristik positif diatas, anak cerdas istimewa juga memiliki karakter negatif diantaranya tidak sabaran, tidak suka campur tangan orang lain, tidak suka hal yang rutin, sensitif dan menyukai berpikir kompleks.

BAGAIMANA MEMPERLAKUKAN MEREKA?

Karena mendapatkan pelayanan khusus merupakan hak mereka, maka semua sekolah wajib melakukan perbaikan dan pembenahan dalam menangani anak cerdas istimewa. Memang ada beberapa sekolah yang melaksanakan program akselerasi sebagai salah satu bentuk layanan pendidikan bagi anak cerdas istimewa, namun keberadaan mereka yang mungkin ada di setiap populasi (hasil penelitian menyebutkan 2 - 5 % dari jumlah populasi potensial cerdas istimewa) masih belum dapat merasakan pelayanan yang tepat, maka semua sekolah wajib memberikan layanan kepada mereka dengan maksimal.

Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam melakukan pendampingan pendidikan kepada anak cerdas istimewa diantaranya adalah :

Pertama, kurikulum yang dipakai adalah kurikulum nasional dan lokal yang telah dimodifikasi dengan memasukan unsur pengayaan, pendalaman dan pemilihan materi essensi sehingga kurikulum dapat bersifat fleksibel dan mampu merangsang daya kreatif siswa. Kurikulum ini disebut dengan kurikulum berdiferensiasi. Guru dituntut untuk dapat melakukan rekayasan kurikulum secara cerdas sehingga memungkinkan guru dan siswa melakukan improvisasi dalam kegiatan belajar.

Kedua, metode pembelajaran. Karena karakteristik anak cerdas istimewa salah satunya adalah cepat bosan dan senang melakukan proyek sendiri, maka guru dituntut untuk kreatif dan cepat tanggap terhadap tingkat kebutuhan siswa. Siswa cerdas istimewa cenderung mudah bosan dengan materi yang bersifat hapalan dan banyak menulis. Memberikan tugas atau proyek dengan skala besar dan membutuhkan perhatian yang ekstra dan menantang sangat digemari mereka. Misalnya menugaskan siswa untuk mempersiapkan materi tertentu untuk kemudian mereka presentasikan di depan teman-temannya.

Ketiga, evaluasi. Evaluasi siswa cerdas istimewa harus dibedakan dengan siswa lainnya. Untuk mereka guru tidak bisa hanya menggunakan satu jenis tes seperti "pen and paper test". Guru bisa menguji mereka dari kemampuan presentasi, cerita, pentas drama, proyek, lisan, quiz atau membaca buku dengan bobot nilai diperlakukan dengan ulangan harian. Untuk memberi score pun lebih baik tidak terpaku pada angka 100, namun guru dapat memberikan nilai 120 atau 130 apabiila siswa mampu memberi jawaban lebih dari yang diharapkan. Hal ini akan meningkatkan motivasi mereka untuk meraih nilai optimal.

PENUTUP

Akhirnya, bagaimanapun sekolah dan guru harus mampu memberikan layanan pada siswa cerdas istimewa karena itu adalah hak bagi mereka. Juga keberadaan mereka yang selama ini termarginalkan dapat lebih eksis dan mampu menjadikan diri mereka sebagai asset bangsa di masa depan.

Pelayanan kepada siswa cerdas istimewa ini pun sejalan dengan program pendidikan inklusi yang memberikan perlakukan sama kepada semua siswa dengan berbagai ciri dan karakter yang berbeda di semua sekolah.

Faktor-Faktor Makro yang Menyebabkan Anak Malas Belajar



Artikel:
Faktor-Faktor Makro yang Menyebabkan Anak Malas Belajar

Bahan ini cocok untuk Informasi / Pendidikan Umum.
Nama & E-mail (Penulis): Prof. Sarlito Wirawan Sarwono
Saya Dosen/Guru Besar Fakultas Psikologi UI
Tanggal: 3 Juni 2003
Judul Artikel: Faktor-Faktor Makro yang Menyebabkan Anak Malas Belajar
Artikel-Artikel Prof. Sarlito: Yang Lain
Topik: Mengatasi Malas Belajar Pada anak
Bulan-bulan tertentu menjelang Ebtanas dan UMPTN, setiap tahun, adalah musimnya orangtua mengkonsultasikan anak-anaknya untuk tes bakat pada psikolog. Persoalan orangtua (belum tentu persoalan anak juga) adalah bahwa anaknya, walaupun sudah kelas 3 SMU, belum jelas mau memilih jurusan apa di perguruan tinggi. Karena takut bahwa anaknya gagal di tengah jalan, maka orangtua pun mengkonsultasikan anaknya kepada psikolog.
Sementara itu, dari pengamatan saya di ruang praktek, di pihak anaknya sendiri kurang nampak ada urgensi pada permasalahan yang sedang dihadapinya. Rata-rata anak memang ingin lulus UMPTN di Universitas-universitas favorit (UI, ITB), tetapi tidak terbayangkan betapa ketatnya persaingan yang harus dihadapinya1. Kalau tidak lulus UMPTN, pilihan untuk PTS (Perguruan Tinggi Swasta) masih banyak. Kalau tidak diterima di Trisakti atau Atmajaya, masih banyak PTS yang lain. Bagi yang orangtuanya mampu, kuliah di luar negeri2 bahkan lebih banyak lagi peluangnya.
Tidak adanya perasaan urgensi (kegawatan) lebih nampak lagi pada hampir-hampir tidak adanya persiapan yang serius. Kebanyakan anak tidak mempunyai kebiasaan belajar yang teratur, tidak mempunyai catatan pelajaran yang lengkap, tidak membuat PR, sering membolos (dari sekolah maupun dari les), seringkali lebih mengharapkan bocoran soal ulangan/ujian atau menyontek untuk mendapat nilai yang bagus.
Di sisi lain, cita-cita mereka (yang karena kurang baiknya hubungan anak-orangtua, sering dianggap tidak jelas) adalah sekolah bisnis (MBA). Dalam bayangan mereka, MBA berarti menjadi direktur atau manajer, kerja di kantor yang mentereng, memakai dasi atau blazer dan pergi-pulang kantor mengendarai mobil sendiri. Hampir-hampir tidak terbayangkan oleh mereka proses panjang yang harus dilakukan dari jenjang yang paling bawah untuk mencapai posisi manajer atau direktur tsb.
Sikap "jalan pintas" ini bukan hanya menyebabkan motivasi belajar yang sangat kurang, melainkan juga menyebabkan timbulnya gaya hidup yang mau banyak senang, tetapi sedikit usaha, untuk masa sepanjang hidup mereka. Dengan perkataan lain, anak-anak ini selamanya akan hidup di alam mimpi yang sangat rawan frustrasi dan akibat dari frustrasi ini bisa timbul banyak masalah lain3.
Teori Brofenbrenner
Untuk memahami mengapa anak-anak bersikap jalan pintas sehingga malas belajar (banyak yang sejak SD), dan untuk membantu orangtua mencari cara pencegahan serta jalan keluarnya, saya mengajak anda sekalian untuk mengkaji sebuah teori yang dikemukakan oleh Brofenbrenner4.
Teori Brofenbrenner yang berparadigma lingkungan (ekologi) ini menyatakan bahwa perilaku seseorang (termasuk perilaku malas belajar pada anak) tidak berdiri sendiri, melainkan merupakan dampak dari interaksi orang yang bersangkutan dengan lingkungan di luarnya.
Adapun lingkungan di luar diri orang (dalam makalah ini selanjutnya akan difokuskan pada anak atau siswa SD-SLTA) oleh Brofenbrenner di bagi dalam beberapa lingkaran yang berlapis-lapis (lihat diagram**):
1. Lingkaran pertama adalah yang paling dekat dengan pribadi anak, yaitu lingkaran sistem mikro yang terdiri dari keluarga, sekolah, guru, tempat penitipan anak, teman bermain, tetangga, rumah, tempat bermain dan sebagainya yang sehari-hari ditemui oleh anak.
2. Lingkaran kedua adalah interaksi antar faktor-faktor dalam sistem mikro (hubungan orangtua-guru, orangtua-teman, antar teman, guru-teman dsb.) yang dinamakannya sistem meso.
3. Di luar sistem mikro dan meso, ada lingkaran ketiga yang disebut sistem exo, yaitu lingkaran lebih luar lagi, yang tidak langsung menyentuh pribadi anak, akan tetapi masih besar pengaruhnya, seperti keluarga besar, polisi, POMG, dokter, koran, televisi dsb.
4. Akhirnya, lingkaran yang paling luar adalah sistem makro, yang terdiri dari ideologi negara, pemerintah, tradisi, agama, hukum, adat, budaya dsb.
Makalah ini, dengan mengikuti teori Brofenbrenner tersebut di atas, akan menguraikan bagaimana sistem makro yang terjadi di dunia dan Indonesia, melalui sistem-sistem lain yang lebih kecil (exo, meso dan mikro) berpengaruh pada kepribadian dan perilaku anak, termasuk perilaku malas belajar yang sedang kita biacarakan ini.
Sistem Makro
Kiranya hampir semua orangtua dan pendidik (dan semua orang juga) merasakan bahwa jaman sekarang ini terlalu banyak sekali perubahan. Para orangtua dari generasi "Tembang Kenangan" tidak bisa mengerti, apalagi menikmati, lagu-lagu favorit anak-anak mereka yang dibawakan oleh Dewa atau Westlife group. Bahkan generasi yang remaja di tahun 1980-an (generasi Stevie Wonder, Lionel Richie) juga sulit menerima lagu-lagu sekarang. Sulitnya, di kalangan generasi muda sendiri juga terdapat banyak versi musik (rap, reggae, house, salsa dsb.) yang masing-masing punya penggemar masing-masing. Di sisi lain musik-musik tradisional seperti keromcong dan gending Jawa, juga mengalami perubahan versi sehingga muncul musik campur-sari yang sekarang sedang populer di masyarakat Jawa Tengah dan Jawa Timur, termasuk generasi mudanya. Sementara itu, musik dangdut, yang tadinya monopoli masyarakat lapis bawah, justru berkembang menjadi lebih universal dengan mulai memasuki dunia kelas menengah atas.
Perubahan-perubahan yang drastis dan sekaligus banyak ini juga terjadi pada bidang-bidang lain. Wayang orang dan wayang kulit yang saya gemari di masa kecil dan merupakan kegemaran juga dari ayah saya dan nenek-moyang saya, sekarang praktis tidak mempunyai lahan hidup lagi. Modifikasi dari kesenian tradisional (wayang kulit berbahasa Indonesia dan berdurasi hanya 2 jam diselingi musik dang dut, atau ketoprak humor), hanya bisa mengembangkan penggemarnya sendiri tanpa bisa mengangkat kembali kesenian tradisional sebagai mana bentuk aslinya.
Dalam setiap sektor kehidupan yang lain pun terdapat perubahan yang cepat. Karena itu jangan heran jika istilah-istilah "prokem" di jaman tahun 1980-an sudah tidak dimengerti lagi oleh anak-anak "gaul" angkatan 1990-an yang punya gaya bahasa "funky" tersendiri. Dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi perkembangannya adalah yang paling cepat. Anak SD sekarang sudah terampil menggunakan komputer, sedangkan eyang-eyang mereka menggunakan HP saja masih sering salah pencet. Video Betamax yang sangat modern di tahun 1980-an, sekarang sudah menjadi barang musium dengan adanya VCD (Video Digital Disc) dan yang terbaru DVD (Digital Video Disc; yang sebentar lagi pasti akan usang juga).
Dampak dari perubahan cepat ini sangat dahsyat sekali. Jika dalam bidang sosial budaya kita hanya mengamati kekacauan yang sulit dimengerti, dalam politik, perkembangan dan perubahan yang teramat sangat cepat ini telah meruntuhkan beberapa negara (Rusia, Yugoslavia), setidak-tidaknya telah menimbulkan banyak konflik yang menggoyangkan stabilitas dalam negeri dan menelan banyak korban harta dan jiwa (seperti yang sedang terjadi di Indonesia).
Para ilmuwan, setelah menganilis situasi yang dahsyat di seluruh dunia tsb. di atas, menyimpulkan bahwa saat ini kita sedang memasuki era Postmodernism (disingkat: Posmo)5 . Menurut para pemikir Posmo, jaman sekarang kira-kira sama dahsyatnya dengan jaman revolusi industri (ditemukannya mesin uap, listrik, mesiu dsb.) di akhir abad XIX yang juga berdampak berbagai peperangan, revolusi (perancis, Rusia), depresi ekonomi, kemerdekaan berbagai negara kolonial, penyakit menular dsb. yang kemudian kita kenal sebagai jaman modern. Perbedaan antara jaman modern dengan jaman sebelumnya adalah bahwa kendali kekuasaan (dalam bidang sosial, budaya, ekonomi dan politik) beralih ke tangan-tangan pemilik modal, pekerja, pemikir dsb., dari penguasa sebelumnya yaitu para raja, bangsawan, tuan tanah dsb. Dalam bidang musik misalnya, supremasi Beethoven sudah diambil alih oleh Elvis Presley, sedangkan kekuasaan Paus di Roma sudah tersaingi oleh berbagai versi agama Kristen lain yang tersebar di seluruh dunia (termasuk versi Katolik Roma di Philipina, misalnya). Di Jawa, misalnya, pusat kebudayaan di Kraton Mataram6, segera beralih ke Ismail Marzuki dan Chaeril Anwar setelah revolusi kemerdekaan. Dalam politik, ideologi yang berdasarkan feodalisme beralih ke ideologi komunisme (revolusi Rusia) atau liberalisme (revolusi kemerdekaan Amerika Serikat). Tetapi di zaman tradisional maupun di zaman modern, masih terasa adanya pusat-pusat kekuasaan, yang oleh manusia (dari sudut pandang psikologi) sangat diperlukan sebagai patokan atau pedoman hidup, sebagai tolok ukur untuk menilai mana yang benar atau salah, baik atau buruk, indah atau jelek.
Di dalam politik, misalnya, sampai dengan awal tahun 1990-an masih ada dua kekuatan utama di dunia (super powers) yaitu blok Barat (AS dan Eropa Barat) dan blok Timur. Upaya negara-negara dunia ke-3 untuk membangun KTT Non-Blok tidak banyak artinya, karena anggota-anggotanya tetap saja terpecah antara yang condong ke Blok Barat dan Blok Timur.
Tetapi di jaman Posmo ini, tidak ada lagi pusat-pusat kekuasaan seperti itu. Tidak ada tokoh, aliran, partai politik, ideologi, dan sebagainya yang mampu menonjol atau dominan dalam waktu yang cukup lama. Semua orang, aliran, ideologi dsb. bisa bisa timbul-tenggelam setiap saat. Bahkan agama pun, yang merupakan pranata yang paling konservatif, berubah-ubah dengan cepat sekali dengan timbul-tenggelamnya berbagai aliran, sekte dan bahkan agama-agama baru. Maka dapat dimengerti bahwa masyarakat awam di lapis bawah akan terperangkap dalam kebingungan-kebingungan karena hampir tidak ada tolok ukur yang dapat dijadikan pegangan dalam melaksanakan kehidupan sehari-hari.
Sistem Exo
Pengaruh Posmo pada sistem exo dapat dilihat dan dirasakan dengan perubahan drastis dalam berbagai pranata sosial, politik dan ekonomi. Di Indonesia kita dapat menyimaknya dalam berbagai gejala seperti berubahnya fungsi Polri dari aparat pertahanan dan keamanan menjadi fungsi keamanan, ketertiban dan penegakkan hukum (karena itu Polri keluar dari ABRI). Dalam bidang perekonomian, pemerintah kehilangan kendalinya terhadap sistem moneter, karena begitu banyaknya yang bisa ikut bermain dalam sistem moneter, sehingga nilai valuta asing menjadi sangat fluktuatif. Dalam bidang pendidikan, sistem pendidikan nasional, yang tadinya seragam untuk seluruh Indonesia, makin bervariasi dengan banyaknya sekolah yang berorientasi pada bermacam-macam agama, sekolah yang bekerja sama dengan luar negeri, sekolah-sekolah alternatif yang dikelola LSM dan sebagainya, sementara di tingkat perguruan tinggi berkembang terus-menerus berbagai gelar baru (bahkan ada gelar-gelar palsu) dan peraturan-peraturan Depdiknas pun berubah-ubah setiap saat.
Di bidang media massa dan sarana komunikasi dan perhubungan, terdapat makin banyak alternatif. Jika di tahun 1960-an hanya ada radio dan telpon yang diputar dengan tangan dan hubungan ke luar Jawa sangat langka dan lama, sekarang sudah tersedia berbagai alternatif seperti televisi fax (dari satu stasiun saja di tahun 1963, menjadi puluhan stasiun dengan sarana satelit), HP, internet, fax, bus antar propinsi (dari Banda Aceh sampai Kupang), pesawat udara (sehingga Jakarta-Jayapura hanya beberapa jam saja) dsb., sehingga hampir tidak ada lagi daerah yang masih terisolir seperti Kabupaten Lebak di zaman Max Havelaar.
Dalam bidang kehidupan berkeluarga, sistem kekerabatan (keluarga besar) sudah makin ditinggalkan orang dan beralih ke pada sistem keluarga inti. Bahkan akhir-akhir ini sudah banyak orang yang memilih untuk tidak menikah (single family) atau menjadi orangtua tunggal (single parent family). Rata-rata usia menikah makin meningkat (di kalangan menengah-ke atas sudah mencapai 26 tahun dan 30 tahun bagi wanita dan pria). Psangan nikah pun ditentukan sendiri oleh anak, bukan orangtua. Upacara-upacara perkawinan masih dilakukan secara tradisional, tetapi hanya simbolik saja, karena upacara-upacara itu sama sekali tidak mencerminkan kehidupan yang sesungguhnya dari pasangan yang bersangkutan (uoacaranya berbahasa Jawa, padahal pengantin sama sekali tidak mengerti bahasa Jawa, bahkan sangat boleh jadi psangan sudah berhubungan seks jauh sebelum upacara adat yang disakralkan itu).
Sistem Meso dan Mikro
Yang dimaksud dengan sistem Mikro adalah orang-orang yang terdekat dengan anak dan setiap hari berhubungan dengan anak (ayah-ibu, kakak-adik, oom, tante, opa, pembantu, supir, teman sekolah, guru dsb.), maupun tempat-tempat di mana anak sehari-hari berada (rumah, lingkungan tetangga, kebun, sekolah, kota dsb.). Interaksi antara unsur-unsur dalam sistem Mikro tersebut dinamakan sistem Meso.
Sehubungan dengan berkembangnya Posmo (yang oleh Alvin Toffler dinamakan "The Third Wave" QUOTATION), maka sistem Mikro dan Meso anak juga akan berubah drastis. Orangtua, guru, guru ngaji, orangtuanya teman-teman, apalagi televisi, tidak lagi satu bahasa dan seia-sekata dalam mendidik anak-anak. Di masa lalu, setiap ucapan orangtua hampir selalu konsisten dengan arahan guru di sekolah atau omongan orang-orang di surau atau di pasar. Tetapi sekarang apa yang dikatakan orangtua sangat berbeda dengan yang ditayangkan di TV, atau dengan omongan orangtuanya teman, atau nasihat ibu guru. Bahkan antara ayah dan ibu saja sering tidak sepaham, karena ibu-ibu jaman sekarang sudah sadar jender, punya penghasilan sendiri (bahkan kadang-kadang lebih besar dari suaminya), jadi merasa berhak juga untuk memutuskan dalam lingkungan rumah tangga.
Buat orangtua sendiri, yang dirasakan adalah bahwa anak tidak lagi hanya mendengarkan orangtua sendiri. Anak makin sering membantah, bahkan melawan orangtua, karena ia melihat banyak contoh di luar yang tidak sama dengan apa yang dikatakan orangtuanya. Jika anak dilarang menyetir pad usia 14 tahun, ia segera bisa menunjuk anak lain yang diijinkan nyetir sejak SD; jika anak disuruh sholat, ia segera mengacu pada Pak De-nya yang tidak sholat. jika ia dilarang pulang malam, ia malah pulang pagi, karena semua temannya mengajaknya ke disko atau ke kafe.
Anak
Sementara itu, anak sendiri tetap saja anak seperti sejak jaman dahulu kala. Semasa kecil anak-anak membentuk kepribadiannya melalui masukan dari lingkungan primernya (keluarga). Sampai usia 5-8 tahun ia masih menerima masukan-masukan (tahap formative). Menjelang remaja (usia ABG) ia mulai memberontak dan mencari jati dirinya dan akan makin menajam ketika ia remaja (makin sulit diatur) sehingga masa ini sering dinamakan masa pancaroba.
Masa pancaroba ini pada hakikatnya merupakan tahap akhir sebelum anak memasuki usia dewasa yang matang dan bertanggung jawab, karena ia sudah mengetahui tolok ukur yang harus diikuti dan mampu menetapkan sendiri mana yang benar dan salah, mana yang baik dan buruk dan mana yang indah dan jelek.
Tetapi masa pancaroba dalam diri individu itu akan lebih sulit mencapai kemantapan dan kematangan jika kondisi di dunia luar juga pancaroba terus, seperti halnya di era Posmo ini. Dampaknya adalah timbulnya generasi remaja dan dewasa muda yang terus berpancaroba sampai dewasa. Generasi inilah yang saya temui di ruang praktek dengan kebingungan memilih jurusan yang mana, bimbang karena pacarnya tidak disetujui orangtua, kehabisan akal karena hamil di luar nikah atau karena tidak bisa keluar dari kebiasaan menyalah gunakan Narkoba.
Perubahan Paradigma
Menghadapi era Posmo yang serba tidak jelas ini, kesalahan paling besar, tetapi yang justru paling sering dilakukan, adalah mendidik anak berdasarkan tradisi lama dan tanpa alternatif. Artinya, semua yang diajarkan oleh orangtua mutlak harus diikuti, orangtua penya hak dan kekuasaan atas anak, anak harus berbakti kepada orangtua dsb. Di sekolah para guru pun masih sering berpatokan pada pepatah "guru adalah digugu/dipatuhi dan ditiru), sehingga benar atau salah guru harus selaludipatuhi. Demikian pula dalam bidang agama, bahkan politik (masing-masing elit politik dan kelompok mahasiswa merasa dialah yang paling benar).
Jika dihadapakan terus-menerus dengan pendekatan otoriiter, maka anak-anak yang sedangserba kebingungan akan makin bingung sehingga makin tidak percaya diri, atau justru makin memberontak dan menjadi pelanggar hukum. Karena itu dalam era sistem Makro yang diwaranai oleh Posmo ini, pendidikan pada anak harus berorientasi pada pengembangan kemampuan anak untuk membuat penilaian dan keputusan (judgement) sendiri secara tepat dan cepat. Dengan perkataan lain, anak harus dididik untuk menilai sendiri yang mana yang benar/salah, baik/tidak baik atau indah/jelek dan atas dasar itu ia memutuskan perbuatan mana yang terbaik untuk dirinya sendiri. Anak yang dididik untuk selalu mentaati perintah orangtua, dalam pemberrontakannya akan mencari orang lain atau pihak lain (dalam sistem Mikro-nya) yang bisa dijadikannya acuan baru dan selanjutnya ia akan mentaati saja ajakan atau arahan orang lain itu (yang sangat boleh jadi justru menjerumuskan).
Penutup
Harus diakui bahwa menjadi orangtua atau pendidik jaman sekarang sangat sulit. Pertama, karena kebanyakan orantua belum pernah mengalami situasi seperti sekarang ini di masa kecilnya; kedua, karena mereka cenderung meniru saja cara-cara mendidik yang dilakukan oleh orangtua atau senior merekasendiri di masa lalu; dan yang ketiga, memang sangat sulit untuk mengubah pola pikir seseorang dari pola pikir tradisional dan pola pikir alternatif sesuai dengan tuntutan jaman sekarang.

Kreativitas Verbal


Kreativitas Verbal

Posted on November 22, 2008 by klinis
Kata kreativitas berasal dari kata sifat creative yang berarti pandai mencipta. Sedangkan untuk pengertian yang lebih luas, kreativitas berarti suatu proses yang tercermin dalam kelancaran, kelenturan (fleksibilitas) dan orisinalitas berpikir.
Menurut Komite Penasehat Nasional Pendidikan Kreatif dan Pendidikan Budaya, keativitas merupakan bentuk aktivitas imajinatif yang mampu menghasilkan sesuatu yang bersifat orisinal, murni, dan bermakna (Munandar, 1999b).
Guilford (1967) menjelaskan bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk melihat bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah. Guilford juga menambahkan bahwa bentuk pemikiran kreatif masih kurang mendapat perhatian dalam pendidikan, sebab, disekolah yang dilatih adalah penerimaan pengetahuan, ingatan, dan penalaran (berfikir logis).
Hurlock (1992) juga menjelaskan bahwa kreativitas merupakan proses mental yang dilakukan untuk menghasilkan sesuatu yang baru, berbeda, dan orisinal. Hurlock menambahkan kreativitas menekankan pada pembuatan sesuatu yang baru dan berbeda. Kreativitas juga tidak selalu menghasilkan sesuatu yang dapat diamati dan dinilai.
Menurut Jawwad (2004) kreativitas adalah kemampuan berpikir untuk meraih hasil-hasil yang variatif dan baru, serta memungkinkan untuk diaplikasikan, baik dalam bidang keilmuan, kesenian, kesusastraan, maupun bidang kehidupan lain yang melimpah.
Chandra (1994) menguraikan bahwa kreativitas merupakan kemampuan mental dan berbagai jenis ketrampilan khas manusia yang dapat melahirkan pengungkapan unik, berbeda, orisinal, sama sekali baru, indah, efisien, tepat sasaran dan tepat guna.
Maslow (dalam Schultz, 1991) menyatakan bahwa kreativitas disamakan dengan daya cipta dan daya khayal naif yang dimiliki anak-anak, suatu cara yang tidak berprasangka, dan langsung melihat kepada hal-hal atau bersikap asertif. Kreativitas merupakan suatu sifat yang akan diharapkan seseorang dari pengaktualisasian diri.
Munandar (1999b) menguraikan bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru yang berdasarkan data informasi atau unsur-unsur yang ada. Pengertian kreativitas tidak hanya kemampuan untuk bersikap kritis pada dirinya sendiri melainkan untuk menciptakan hubungan yang baik antara dirinya dengan lingkungan dalam hal material, sosial, dan psikis.
Munadi (1987) memberikan batasan kreativitas sebagai proses berpikir yang membawa seseorang berusaha menemukan metode dan cara baru di dalam memecahkan suatu masalah. Kemudian ia menemukan bahwa kreativitas yang penting bukan apa yang dihasilkan dari proses tersebut tetapi yang pokok adalah kesenangan dan keasyikan yang terlihat dalam melakukan aktivitas kreatif.
Berdasarkan uraian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa kreativitas merupakan suatu proses berpikir yang lancar, lentur dan orisinal dalam menciptakan suatu gagasan yang bersifat unik, berbeda, orisinal, baru, indah, efisien, dan bermakna, serta membawa seseorang berusaha menemukan metode dan cara baru di dalam memecahkan suatu masalah.
2. Ciri-ciri individu yang kreatif
Munandar (1999a) menyatakan bahwa ciri individu yang kreatif menurut para ahli psikologi antara lain adalah bebas dalam berpikir, mempunyai daya imajinasi, bersifat ingin tahu, ingin mencari pengalaman baru, mempunyai inisiatif, bebas berpendapat, mempunyai minat luas, percaya pada diri sendiri, tidak mau menerima pendapat begitu saja, cukup mandiri dan tidak pernah bosan.
Lebih lanjut Munandar (1999a) menjelaskan ciri-ciri pribadi kreatif meliputi ciri-ciri aptitude dan non-aptitude. Ciri-ciri aptitude yaitu ciri yang berhubungan dengan kognisi atau proses berpikir :
a. Keterampilan berpikir lancar, yaitu kemampuan mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah, atau pertanyaan.
b. Keterampilan berpikir luwes, yaitu kemampuan menghasilkan gagasan, jawaban, atau pertanyaan yang bervariasi, serta dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda.
c. Keterampilan berpikir orisinal, yaitu kemampuan melahirkan ungkapan yang baru, unik, dan asli.
d. Keterampilan memperinci (mengelaborasi), yaitu kemampuan mengembangkan, memperkaya, atau memperinci detil-detil dari suatu gagasan sehingga menjadi lebih menarik.
e. Keterampilan menilai (mengevaluasi), yaitu kemampuan menentukan penilaian sendiri dan menentukan apakah suatu pertanyaan, suatu rencana, atau suatu tindakan itu bijaksana atau tidak
Ciri-ciri non-aptitude yaitu ciri-ciri yang lebih berkaitan dengan sikap atau perasaan, motivasi atau dorongan dari dalam untuk berbuat sesuatu : a) Rasa ingin tahu; b) Bersifat imajinatif; c) Merasa tertantang oleh kemajemukan; d) Berani mengambil risiko; e) Sifat menghargai.
Sund (dalam Nursito, 2000) menyatakan bahwa individu dengan potensi kreatif memiliki ciri-ciri yaitu (a) mempunyai hasrat ingin tahu, bersikap terhadap pengalaman baru, (b) panjang akal, (c) keinginan untuk menemukan dan meneliti, (d) cenderung lebih suka melakukan tugas yang lebih berat dan sulit, (e) berpikir fleksibel, bergairah, aktif dan berdedikasi dalam tugas, (f) menanggapi pertanyaan dan mempunyai kebiasaan untuk memberikan jawaban lebih banyak.
Berdasarkan uraian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri individu yang kreatif adalah bebas dalam berpikir dan bertindak, mempunyai daya imajinasi, bersifat ingin tahu, ingin mencari pengalaman baru, mempunyai minat yang luas, mempunyai inisiatif, bebas berpendapat, tidak pernah bosan, dan merasa tertantang oleh kemajemukan.
3. Aspek-aspek kreativitas
Guilford (Nursito, 2000) menyatakan bahwa aspek-aspek kreativitas adalah sebagai berikut :
1. Fluency, yaitu kesigapan, keancaran untuk menghasilkan banyak gagasan
2. Fleksibilitas, yaitu kemampuan untuk menggunakan bermacam-macam pendekatan dalam mengatasi persoalan.
3. Orisinalitas, yaitu kemampuan untuk mencetuskan gagsan yang asli.
4. Elaborasi, yaitu kemampuan untuk melakukan hal-hal secara detail atau terperinci.
5. Redefinition, yaitu kemampan untuk merumuskan batasan-batasan dengan melihat dari sudut yang lain daripada cara-cara yang lazim.
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa aspek-aspek kreativitas adalah fluency (kelancaran), fleksibilitas, orisinalitas (murni), elaborasi, dan redenifition.
B. Kreativitas Verbal
1. Pengertian Kreativitas Verbal
Kreativitas verbal terdiri dari 2 kata, yaitu kreativitas dan verbal. Thrustone, yang dikutip Azwar (1996) menyatakan bahwa verbal adalah pemahaman akan hubungan kata, kosakata, dan penguasaan komunikasi.
Sinolungan (2001) menyatakan bahwa kreativitas verbal adalah kemampuan berkomunikasi yang diawali dengan pembentukan ide melalui kata-kata, serta mengarahkan fokus permasalahan pada penguasaan bahasa atau kata-kata, yang akan menentukan jelas tidaknya pengertian mengenai ide yang disampaikan.
Torrance (Munandar, 1999b) mengungkapkan kreativitas verbal sebagai kemampuan berpikir kreatif yang terutama mengukur kelancaran, kelenturan, dan orisinalitas dalam bentuk verbal. Bentuk verbal dalam tes Torrance berhubungan dengan kata dan kalimat.
Mednick & Mednick (dalam Sinolungan, 2001) menambahkan bahwa kreativitas verbal adalah kemampuan melihat hubungan antar ide yang berbeda satu sama lain dan kemampuan untuk mengkombinasikan ide-ide tersebut ke dalam asosiasi baru. Anak-anak yang mempunyai kemampuan tersebut mampu membuat pola-pola baru berdasarkan prakarsanya sendiri menurut ide-ide yang terbentuk dalam kognitif mereka.
Guilford (1967) menambahkan bahwa kreativitas verbal adalah kemampuan berfikir divergen, yaitu pemikiran yang menjajagi bermacam-macam alternatif jawaban terhadap suatu persoalan yang sama besarnya.
Berdasarkan uraian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa kreativitas verbal adalah kemampuan membentuk ide-ide atau gagasan baru, serta mengkombinasikan ide-ide tersebut kedalam sesuatu yang baru berdasarkan informasi atau unsur-unsur yang sudah ada, yang mencerminkan kelancaran, kelenturan, orisinalitas dalam berpikir divergen yang terungkap secara verbal.
2. Faktor yang mempengaruhi kreativitas verbal.
Munandar (1999b) mengatakan bahwa lingkungan yang responsif (keluarga, sekolah, dan masyarakat) merupakan faktor utama terjadinya proses perkembangan inteligensi dan merupakan dasar yang kuat untuk pertumbuhan kreativitas verbal.
Hurlock (1992) mengemukakan kondisi yang mempengaruhi kreativitas adalah :
a. Waktu. Untuk menjadi kreatif, kegiatan anak seharusnya jangan diatur, karena hal itu akan menyebabkan anak hanya mempunyai sedikit waktu untuk bermain-main dengan gagasan dan konsep serta mencobanya dalam bentuk baru.
b. Kesempatan menyendiri. Anak dapat menjadi kreatif bila tidak mendapat tekanan dari kelompok sosial.
c. Dorongan. Orang tua sebaiknya mendorong anak untuk kreatif serta tidak mengejek atau mengkritik anak.
d. Sarana belajar dan bermain untuk merangsang dorongan eksperimen dan eksplorasi yang merupakan unsur penting dari kreatif.
e. Lingkungan yang merangsang. Lingkungan rumah dan sekolah harus memberikan bimbingan dan dorongan untuk merangsang kreativitas anak.
f. Hubungan orang tua. Orang tua yang tidak terlalu melindungi dan tidak terlalu posesif akan sangat mendukung kreativitas anak.
g. Cara mendidik anak. Cara mendidik yang demokratis dan permisif akan meningkatkan kreativitas, sedangkan cara mendidik yang otoriter akan memadamkan kreativitas anak.
h. Kesempatan untuk memperoleh pengetahuan. Semakin banyak pengetahuan yang diperoleh anak semakin baik dasar untuk mencapai hasil yang kreatif.
Menurut Kutner dan Kanto (dalam Rismiati, 2002) menyatakan faktor-faktor yang menimbulkan kreativitas adalah :
a. Lingkungan didalam rumah maupun di sekolah yang merangsang belajar kreatif. Lingkungan kreatif tercipta dengan memberikan pertanyaan terbuka, dapat dilakukan dirumah maupun disekolah yang menimbulkan minat dan merangsang rasa ingin tahu anak.
b. Pengaturan Fisik. Dengan menciptakan suasana nyaman dan santai untuk merangsang imajinasi anak.
c. Konsentrasi. Akan menghasilkan ide-ide yang produktif sampai menampilkan daya khayal anak untuk mengembangkan imajinasi anak.
d. Orang tua dan guru sebagai fasilitator. Orang tua dan guru harus bisa menghilangkan ketakutan dan kecemasan yang menghambat pemikiran dan pemecahan masalah secara kreatif.
Munandar (1988a) menambahkan faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas verbal adalah :
a. Kelancaran berpikir (fluency of thinking) yang menggambarkan banyaknya gagasan yang keluar dalam pemikiran seseorang.
b. Fleksibilitas (keluwesan) yaitu kemampuan untuk menggunakan bermacam-macam pendekatan dalam mengatasi persoalan.
c. Orisinalitas (keaslian) yaitu kemampuan seseorang untuk mencetuskan gagasan asli.
d. Elaborasi yaitu kemampuan untuk mengembangkan ide-ide dan menguraikan ide-ide tersebut secara terperinci.
Keempat faktor tersebut oleh Munandar digunakan untuk menyusun Tes Kreativitas Verbal.
Dari uraian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengauhi kreativitas verbal adalah waktu, kesempatan menyendiri, sarana, lingkungan, dan kesempatan memperoleh pengetahuan. Selain itu faktor lain yang juga mempengaruhi kreativitas verbal adalah kelancaran berpikir (fluency of thinking), fleksibilitas (keluwesan), originalitas (keaslian), dan elaborasi.
3. Faktor-faktor yang menghambat Kreativitas Verbal
Menurut Lehman (dalam Hurlock, 1996) kreativitas akan melemah apabila dihambat oleh lingkungan seperti :
a. Kesehatan yang buruk. Dapat mematikan daya kreativitas anak karena anak tidak mampu mengembangkan diri.
b. Lingkungan keluarga yang kurang baik. Tidak memberi dorongan untuk meningkatkan kreativitas.
c. Adanya tekanan ekonomi. Mempersulit anak untuk mengembangkan bakat kreatifnya, bila anak membutuhkan dana, misalnya membeli buku.
d. Kurangnya waktu luang. Tidak adanya kesempatan dan kebebasan pada anak untuk mengembangkan bakat kreatifnya.
Hurlock (1992) menambahkan kondisi yang dapat melemahkan kreativitas adalah:
a. Pembatasan eksplorasi. Kreativitas anak akan melemah bila orang tua membatasi anaknya untuk bereksplorasi dan bertanya.
b. Pengaturan waktu yang terlalu ketat. Anak menjadi tidak kreatif jika terlalu diatur, karena mereka hanya memiliki sedikit waktu untuk bebas berbuat sesuka hati mereka.
c. Dorongan kebersamaan keluarga. Perkembangan kreativitas anak akan terganggu bila keluarga selalu menuntut kegiatan bersama-sama, karena tidak mempedulikan minat dan pilihan anak.
d. Membatasi khayalan. Hal ini dapat melemahkan kreativitas, karena orang tua selalu menginginkan anaknya berpikiran realistis dan beranggapan bahwa khayalan hanya membuang-buang waktu.
e. Penyediaan alat-alat permainan yang sangat terstruktur. Anak yang sering diberi mainan yang sangat terstruktur, seperti boneka yang berpakaian lengkap, akan kehilangan kesempatan untuk bermain.
f. Sikap orang tua yang konservatif. Orang tua yang bersikap seperti ini biasanya takut menyimpang dari pola sosial yang ada dalam masyarakat, sehingga mereka selalu menemani kemana pun anaknya pergi.
g. Orang tua yang terlalu melindungi. Jika orang tua terlalu melindungi anak-anaknya, maka mereka mengurangi kesempatan bagi anaknya untuk mencari cara mengerjakan sesuatu yang baru atau berbeda.
Berdasarkan uraian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang menghambat kreativitas verbal adalah : kesehatan yang buruk, lingkungan keluarga yang kurang baik, adanya tekanan ekonomi, kurangnya waktu luang, pembatasan eksplorasi, membatasi khayalan anak, sikap orang tua yang terlalu melindungi, dan pengaturan waktu yang terlalu ketat.
4. Perkembangan Kreativitas Verbal
Bahtiar (Ali Sjahbana, 1983) berpendapat bahwa salah satu faktor penting yang memungkinkan kreativitas berkembang adalah adanya kebutuhan sosial yang menghendaki suatu bentuk, struktur, pola atau sistem yang baru, karena apa yang telah ada dianggap tidak lagi memadai atau tidak bisa memenuhi kebutuhan. Pada keadaan tertentu orang-orang yang berhubungan satu sama lain bisa merasa kurang senang, tidak puas, dengan bentuk dan sifat-sifat hubungan mereka, sehingga mereka merasakan perlu penciptaan bentuk-bentuk, pola-pola atau sistem hubungan yang baru.
Soemardjan (1983) menekankan bahwa timbul, tumbuh, dan berkembangnya kreativitas individu tidak lepas dari pengaruh kebudayaan serta pengaruh masyarakat tempat individu tersebut tinggal.
Munandar (1999a) menyebutkan bahwa mengembangkan kreativitas meliputi:
a. Pengembangan segi kognitif antara lain dilakukan dengan merangsang kelancaran, kelenturan dan keaslian dalam berpikir.
b. Pengembangan segi afektif antara lain dilakukan dengan memupuk sikap dan minat untuk bersibuk diri secara kreatif.
c. Pengembangan segi psikomotorik dilakukan dengan menyediakan sarana dan prasarana pendidikan yang memungkinkan siswa mengembangkan keterampilannya dalam membuat karya-karya yang produktif dan inovatif.
Berdasarkan uraian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa perkembangan kreativitas verbal meliputi segi kognitif, afektif, dan psikomotorik. Selain itu pengaruh kebudayaan serta pengaruh masyarakat tempat individu tersebut tinggal juga dapat mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya kreativitas verbal.
diambil dari Tulisan Nur AM