Sabtu, 02 Januari 2010

Manajemen Kelas (staying and moving class).





Pertemuan 6
Manajemen Kelas (staying and moving class).


Dalam Pertemuan ini, Pak amril membahas mengenai Manajemen Kelas . Manajemen kelas itu sendiri merupakan jenis kegiatan yang sengaja dilakukan oleh guru dengan tujuan menciptakan kondisi optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar.

Manajemen kelas biasanya berkaitan dengan upaya untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar (penghentian perilaku peserta didik yang menyelewengkan perhatiank kelas, pemberian ganjaran, penyelesaian peserta didik secara tepat waktu, penetapan norma kelompok yang produktif). Didalamnya mencakup peraturan orang (peserta didik) dan fasilitas.

Dalam peserta didik juga tidak lepas dari masalah yaitu :
Dalam masalah Individual ada yang dinamakan yaitu attention getting behaviors yaitu merupakan perilaku mencari perhatian, Power seeking behaviors merupakan perilaku untuk menunjukan kekuatan, Revenge seeking behaviors merupakan perilaku menunjukan balas dendam, dan helplessness yang merupakan peragaan ketidakmampuan.

Adapun dalam masalah kelompok yaitu:
Kelas yang kurang kohesif. Karena adanya alas an tertentu yaitu alas an jenis kelamin, suku tingkat social ekonomi dsb.
Penyimpangan dari norma-norma perilaku yang telah disepakati sebelumnya.
Kelas mereaksi negative terhadap salah seorang anggotanya.
Kelompok cenderung mudah dialihkan perhatiannya tugas yang mudah digarap
Kelas kurang menyesuaikan diri dengan keadaan baru.

Dalam Manajemen kelas dibuthkan pendekatan dalam manajemen kelas yang terdiri dari
Pendekatan otoriter yang digunakan jika siswa perlu diawasi dan diatur, Pendekatan permisi:f pendekatan yang digunakan untuk memberikan kebebasan kepada sisiwa mengenai apa yang ingin dilakukan siswa, guru hanya memantau apa yang dilakukan siswa, Pendekatan resep makanan untuk mengikuti dengan tertib dan tepat hal-hal yang sudah ditentukan apa yang boleh dan apa yang tidak.

Di dalam manajemen kelas juga dikenal dengan yang dinamakan moving class yang merupakan system belajar yang bercirikan siswa yang mendampingi pendamping kelas.

Moving class mengacu pada pembelaaran kelas yang berpusat pada anak didik untuk memberikan lingkungan yang dinamis sesuai dengan bidang yang dipelajarinya.

Ciri khas dari moving class adalah rombongan belajar yang akan belajar suatu mata pelajaran harus mendatangi ruang/labolatorium mata pelajaran tersebut. Serta guru mata pelajaran harus berada di ruang mata pelajaran tersebuut.

Tujuan dari moving class itu sendiri adalah untuk memfasilitasi siswa yang memiliki beraneka ragam gaya belajar abik visual, auditori, dan khususnya kinetic untuk mengembangkan dirinya., menyediakan sumber belajar, alat peraga, dan sarana belajar yang sesuai dengan mata pelajaran, untuk melatyihn kemandirian kerjasama dan kepedulian social siswa, serta dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran.


Pertemuan 7
Strategi Belajar

Sebelum memulai materi perkuliahan. Pak amril menanyakan pada mahasiswa/I MP Reg 08. ”Buat apa belajar? “ . Belajar sangat penting dalam kehidupan kita karena seluruh kehidupan manusia adalah proses belajar. Belajar juga dapat menjadikan kehidupan manusia lebih baik dan bermanfaat. Serta setiap agama mewajibkan umatnya untuk belajar, agar kita dapat menjadi manusia yang lebih baik lagi.

Selain belajar, terdapat isilah lain yang sering digunakan dalam dunia pendidikan yaitu pembelajaran. Pembelajaran membicarakan mengenai interaksi terhadap guru, dosen, atau lingkungan. Belajar yang baik adalah belajar yang sesuai dengan keadaan lingkungan sekitar atau yang sering disebut seagai pembelajaran kontekstual. Proses pembelajaran tidak boleh dilakukan oleh orang yang sembarangan, harus dilakukan oleh orang yang profesional dan memiliki pengetahuan khusus dibidangnya untuk memberikan kemungkinan dan atau kemudahan untuk memperoleh pengetahuan untuk memperoleh kegiatan yang kita lakukan sehari-hari oleh orang lain untuk belajar dengan sengaja, terarah serta terkendali. Pembelajaran sebaiknya intervensi dengan tujuan terjadinya belajar.

Dalam pembelajaran terjadi perubahan paradigma pendekatan pembelajaran. Perubahan paradigma yang pertama adalah perubahan paradigma pengajaran pembelajaran (teacher centered) menjadi student centered, maksudnya adalah agar para siswa dapat lebih nyaman dan aktiv dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas. Perubahan yang kedua adalah perubahan landasan yaitu teori belajar behavioristik ke teori belajar konstruktivistik maksudnya adalah peserta didik akan lebih pandai mengontrol dan memilih pengetahuan yang harus diterapkan dalam hidup. Dalam behavioristik terdapat aktivitas penambahan pengetahuan, pengetahuannya bersifat objektif dan pasti, pengetahuannya tersetruktur dengan rapih dan seragam.

Sedangkan dalam kontruktivistik hal yang dilakukan adalah pemaknaan atau pengetahuan, pengetahuan nonobjektif dan senantiasa berubah, serta pengetahuan tersetruktur secara rumit dan beragam. Dan perubahan yang terakhit adalah pendekatan ilmiah yaitu perubahan-perubahan terhadap teori-teori pembelajaran sehubungan dengan berkembanganya zaman serta kebutuhan hidup.

Ada beberapa macam proses pembelajaran yaitu dosusun secara sistemik dan sistematis ; interaksi yang optimal, dosen, mahasiswa, dan sumber belajar ; serta suasana yang menyenangkan, menantang, mendorong semangat dan kegiatan, memungkinkan berkembanganya prakarsa/ inisiatif/ koridor yang diberikan, memberikan keteladanan, membangun kemandirian.

Ada satu jenis pembelajaran yaitu sistem pembelajaran tematik. Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema tertentu, tema ditinjau dari beberapa mata pelajaran. Pada pembelajaran tematik disediakan keluasan dan kedalaman implementasi kurikulum serta menawarkan dinamika dalam pembelajaran. Menghilangkan batas semu antar bagian kurikulum, menyediakan pembelajaran yang integratif dan membantu siswa membangun hubungan antara konsep dan ide pemahaman.

Selain itu terdapat juga yang namanya pembelajaran Kreatif yang berguna untuk mengoganisasikan ajaran dan kegiatan belajar sehingga terjadi belajar aktif. Belajar aktif meliputi diantaranya belajar yang menemukan (discovery learning) ; belajar berbasis masalah (problem based learning) ; belajar kontekstual (contextual learning) ; belajar mandiri (independent learning) ; belajar kooperatif (cooperativ learning) ; blajar pemetaan konsep (concept mapping learning).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar